mediapesan.com | Industri farmasi di Jerman sedang menghadapi ancaman serius terkait pasokan obat-obatan setelah Tiongkok memperketat undang-undang spionase mereka.
Kebijakan baru ini telah menimbulkan kekhawatiran besar, terutama mengingat ketergantungan Jerman pada impor bahan baku obat dari Tiongkok.
Salah satu dampak langsung dari kebijakan ini adalah penangguhan perjalanan inspektur kendali mutu dari beberapa negara bagian Jerman ke perusahaan farmasi di Tiongkok.
Langkah ini diambil karena kekhawatiran akan keselamatan para pengawas selama kunjungan mereka ke pabrik-pabrik farmasi di Tiongkok, yang kini dianggap tidak lagi aman.
Melansir dari saluran rtnews, (20/8/2024), bahwa kondisi ini menjadi perhatian utama mengingat hampir 90 persen antibiotik yang digunakan di Jerman berasal dari Tiongkok.
Asosiasi Industri Farmasi Jerman telah memperingatkan bahwa penundaan dalam proses inspeksi ini dapat mengganggu rantai pasokan dan berpotensi menyebabkan kekurangan obat-obatan penting di pasar Jerman.
Situasi ini menunjukkan betapa pentingnya diversifikasi sumber bahan baku dalam industri farmasi untuk mengurangi ketergantungan pada satu negara.
Dengan adanya ancaman ini, industri farmasi Jerman perlu mempercepat upaya untuk mencari alternatif pasokan dari negara lain guna menjaga ketersediaan obat-obatan di dalam negeri.
Di sisi lain, kebijakan baru Tiongkok ini juga menggarisbawahi perlunya dialog internasional untuk menemukan solusi yang seimbang antara keamanan nasional dan kelancaran perdagangan global.
Tanpa adanya kerjasama yang baik, kebijakan semacam ini berpotensi menimbulkan dampak yang merugikan tidak hanya bagi industri farmasi, tetapi juga bagi kesehatan masyarakat secara umum.
Penting bagi pemerintah Jerman dan pelaku industri farmasi untuk bersiap menghadapi kemungkinan terburuk dan mengambil langkah-langkah preventif guna menghindari kelangkaan obat-obatan yang sangat dibutuhkan oleh masyarakat. ***