mediapesan.com | Orang tua korban penganiayaan di Makassar, Pirman, kini harus menghadapi kenyataan pahit.
Selain berjuang untuk kesembuhan anaknya, ia juga dihadapkan pada biaya rumah sakit yang mencapai puluhan juta rupiah.
Pirman mengungkapkan, dirinya merasa sangat kesulitan untuk membayar biaya pengobatan yang membengkak hingga puluhan juta.
Biaya yang harus kami selesaikan adalah kurang lebih Rp50 juta rupiah, keluhnya ke awak media di RS Akademis Makassar, Kamis (5/9/2024).
Bagi Pirman, jumlah sebesar itu adalah angka yang sulit untuk dijangkau.
Dalam kondisi ekonomi yang serba sulit, ia merasa sangat tertekan dengan beban tersebut.
Kami ini orang tidak mampu, pasti kesulitan dengan biaya sebanyak itu, ujarnya dengan nada sedih.
Yang membuat situasi semakin rumit, sebelumnya pihak keluarga pelaku sempat berjanji untuk menanggung biaya pengobatan korban.
Hal tersebut bahkan diperkuat dengan surat pernyataan.
Namun, hingga kini, janji tersebut belum terealisasi.
Orang tuanya datang ke sini, bersedia menanggung biaya selama dirawat di rumah sakit, tapi per hari ini, bentuk komitmen itu belum bisa dibuktikan, ucap Pirman.
Kasus penganiayaan yang menimpa anak Pirman, seorang siswa SMK Negeri 5 Makassar, turut mendapat perhatian dari Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP3A) Kota Makassar.
Ketua Selter Warga Cambayya, Nurmin Usman, menyatakan keprihatinannya atas peristiwa ini.
Ini adalah hal yang sangat disayangkan. Kendati mereka masih remaja, pengendalian diri harus menjadi kunci. Kami mendorong pihak kepolisian dan sekolah untuk mengambil peran dalam menemukan solusi agar kejadian seperti ini tidak terulang, ujar Nurmin.
Nurmin juga menyoroti beban berat yang kini ditanggung oleh keluarga korban.
Kami prihatin dengan posisi orang tua korban yang kesulitan menyelesaikan biaya rumah sakit yang tidak sedikit jumlahnya, pungkasnya.
Peristiwa ini menjadi cerminan pentingnya penanganan cepat dan tanggung jawab dari pihak-pihak terkait, terutama dalam hal bantuan terhadap keluarga korban. ***