11 September (mediapesan) – Para insinyur di Tiongkok telah mencapai terobosan penting dalam pengembangan rudal hipersonik dengan menciptakan desain yang lebih sederhana dan murah.
Mereka berhasil menggantikan bahan mahal seperti tungsten dengan baja yang lebih ekonomis untuk pembuatan kerucut hidung rudal.
Langkah ini dianggap sebagai kemajuan yang signifikan dalam industri persenjataan, mengingat rudal hipersonik sebelumnya mengandalkan bahan berat dan mahal untuk menjaga performa pada kecepatan tinggi.
Salah satu tantangan utama dalam penggunaan baja untuk rudal hipersonik adalah kemampuannya menahan panas ekstrem.
Baja meleleh pada suhu 1.200°C, sementara rudal hipersonik yang melesat melewati batas kecepatan suara dapat memanas hingga 1.650°C hanya dalam waktu 18 detik.
Suhu ekstrem ini dapat menyebabkan rudal keluar jalur atau bahkan meledak.
Untuk mengatasi masalah ini, para peneliti dari Institut Teknologi Beijing menciptakan solusi inovatif.
Mereka melapisi fairing baja, atau bagian depan rudal, dengan kombinasi pelindung aerogel dan keramik tahan panas.
Kombinasi material ini memungkinkan baja untuk mempertahankan bentuknya meskipun terkena panas yang sangat tinggi.
Dengan teknologi ini, rudal yang dilengkapi fairing baja tersebut mampu melesat hingga kecepatan Mach 8, atau sekitar 9.800 km/jam.
Kecepatan ini menempatkan rudal tersebut dalam kategori hipersonik, yang memiliki potensi besar dalam bidang pertahanan dan militer.
Pengenalan teknologi baru ini tidak hanya memperbaiki performa rudal hipersonik, tetapi juga menyederhanakan proses produksi dan menurunkan biaya secara signifikan.
Dengan inovasi ini, Cina diperkirakan akan semakin memperkuat posisinya dalam persaingan pengembangan senjata canggih di kancah internasional.
Penggunaan bahan yang lebih murah dan teknologi pelindung yang efektif menjadikan rudal hipersonik buatan Cina sebagai solusi yang efisien dalam pengembangan persenjataan modern.
Hal ini menunjukkan bagaimana teknologi terus berkembang untuk menghadirkan solusi yang lebih baik dan lebih terjangkau dalam bidang pertahanan global. ***