(mediapesan) – Amerika Serikat baru saja mengirimkan komponen sistem pertahanan udara THAAD (Terminal High Altitude Area Defense) ke Israel.
Dengan rencana operasional minggu ini, 95 personel militer AS telah ditempatkan untuk mengoperasikan sistem canggih ini.
THAAD merupakan sistem pertahanan udara jarak menengah hingga jauh yang dilengkapi radar X-Band.
Radar ini mampu mendeteksi objek terbang hingga jarak 5.000 km dan secara detail mengidentifikasi objek dalam radius 1.200 km.
Keunggulan utama THAAD terletak pada baterai misil anti-udara yang dapat melaju hingga kecepatan Mach 8, siap menangkal rudal balistik hipersonik yang datang dengan kecepatan lebih rendah.
Saat siaga, THAAD memiliki 46 misil yang siap diluncurkan dengan satu sentuhan tombol.
Proses pengisian ulang hanya membutuhkan waktu kurang dari satu jam, membuat sistem ini sangat efektif dalam menghadapi rudal Iran seperti Khayber Sakan, Shahab-3, Khoramshahr, Sijjil, hingga Emad.
Amerika benar-benar serius dalam melindungi Israel, bahkan rela menempatkan salah satu sistem pertahanan udara termahal di dunia, dengan nilai miliaran dolar, untuk mengantisipasi ancaman rudal Iran.
Bagaimana dengan Rudal Iran Fattah-2?
Pertanyaan besar yang kini muncul adalah apakah Iran mampu menembus pertahanan THAAD, seperti ketika mereka berhasil mengalahkan sistem Patriot PAC-4, Arrow, David Sling, dan Iron Dome dalam operasi True Promise-2.
Jawaban mungkin terletak pada rudal hipersonik Fattah-2.
Para ahli barat masih dibuat penasaran oleh teknologi di balik Fattah-2.
Apakah ini rudal balistik atau rudal jelajah? Hingga kini, belum ada negara yang berhasil menciptakan rudal jelajah yang mampu terbang di atas kecepatan Mach 10.
Namun, Iran mengklaim bahwa Fattah-2 dapat melaju hingga Mach 10 di dalam atmosfer, suatu kecepatan yang seharusnya mustahil tanpa terbakar habis oleh gesekan udara yang mencapai suhu lebih dari 2.000 derajat Celsius.
Apakah ini hanya gertakan dari Iran? Atau mereka benar-benar telah menemukan material komposit canggih yang mampu menahan panas ekstrem, serta teknologi mesin scramjet yang luar biasa?
Jika klaim ini terbukti benar, Iran mungkin telah mencapai terobosan teknologi militer yang belum pernah ada tandingannya.
Tapi, pertanyaan yang masih menggelitik adalah: dari mana Iran mendapatkan pengetahuan ini? ***