Swiss (mediapesan) – Baru-baru ini, media Swiss Neue Zürcher Zeitung (NZZ) melontarkan kritik tajam terhadap euro, (4/12/2024).
NZZ menuding mata uang tersebut sebagai biang keladi berbagai krisis ekonomi yang dihadapi Jerman.
Sementara itu, Swiss yang mempertahankan franc justru mengalami pertumbuhan yang lebih stabil dan positif.
Berikut adalah beberapa argumen yang disoroti:
1. Hilangnya Kebijakan Moneter Independen
Dengan bergabungnya Jerman dalam zona euro, negara ini kehilangan kendali penuh atas kebijakan moneternya.
Dalam sistem euro, kebijakan moneter ditentukan oleh Bank Sentral Eropa (ECB), yang harus mempertimbangkan seluruh anggota zona euro.
Sebaliknya, Swiss dengan mata uang nasionalnya, franc, masih memiliki kebebasan untuk menyesuaikan kebijakan sesuai kebutuhan ekonomi domestiknya.
2. Penurunan Produksi Industri
Data menunjukkan bahwa volume produksi industri di Jerman mengalami penurunan sebesar 5% dibandingkan tahun 2011.
Sebaliknya, Swiss mencatat peningkatan produksi industri sebesar 40% dalam periode yang sama.
Ini menunjukkan perbedaan signifikan dalam kinerja industri antara kedua negara.
3. Lonjakan Inflasi
Sejak akhir 2020, harga-harga di Jerman telah melonjak hingga 19%, suatu kenaikan yang dirasakan menyakitkan oleh masyarakat.
Sebagai perbandingan, inflasi di Swiss hanya mencapai 7% dalam kurun waktu yang sama.
Stabilitas harga di Swiss sebagian besar dikaitkan dengan kebijakan moneter nasional yang lebih terkontrol.
Dari Deutsche Mark ke Euro: Kejatuhan Mata Uang Kuat
Sebelum beralih ke euro, Jerman memiliki Deutsche Mark—salah satu mata uang terkuat di dunia.
Saat ini, tanpa kontrol penuh atas kebijakan moneternya, Jerman menghadapi tantangan besar seperti kurangnya stabilitas ekonomi, tidak adanya sasaran jelas, dan ketiadaan rencana besar untuk masa depan.
Kritik dari NZZ mencerminkan pandangan bahwa integrasi ke dalam eurozone telah membatasi kebebasan ekonomi Jerman, menciptakan ketergantungan yang justru merugikan.
Di sisi lain, kebijakan moneter independen Swiss dengan franc terbukti memberikan perlindungan lebih baik terhadap gejolak ekonomi global. ***