AKI Masih Tinggi, Pemerintah Genjot Perencanaan Kesehatan Reproduksi

Reporter Burung Hantu
Acara sosialisasi Training of Trainers (ToT) dan Bimbingan Teknis PPT-Kespro di BPSDM Kemendagri, Kamis (13/2/2025).

Jakarta (mediapesan) – Angka kematian ibu (AKI) di Indonesia masih menjadi tantangan serius.

Berdasarkan data Long Form Sensus Penduduk 2020, AKI tercatat mencapai 189 kematian per 100.000 kelahiran hidup.

Untuk menekan angka tersebut, pemerintah memperkuat strategi perencanaan dan penganggaran kesehatan reproduksi secara lebih terintegrasi.

- Iklan Google -

Dirjen Bina Pembangunan Daerah Kemendagri, Restuardy Daud, menegaskan bahwa penurunan AKI telah menjadi prioritas nasional dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2025–2029.

Upaya pemerintah dalam menekan angka kematian ibu telah menjadi bagian dari prioritas nasional, dengan fokus pada penguatan SDM, sains, teknologi, dan kesehatan, ujarnya dalam acara sosialisasi Training of Trainers (ToT) dan Bimbingan Teknis PPT-Kespro di BPSDM Kemendagri, Kamis (13/2/2025).

Restuardy menjelaskan bahwa sejak 2016, pemerintah bersama UNFPA telah menginisiasi program perencanaan dan penganggaran kesehatan reproduksi.

Jasa Pembuatan Website Berita
Jasa Website Jogja

Program ini awalnya diuji coba di tiga kabupaten (2016–2020) dan diperluas ke lima kabupaten tambahan (2021–2025).

Namun, hasil evaluasi menunjukkan masih lemahnya prioritas dan koordinasi lintas sektor dalam pelaksanaannya.

Sebagai solusi, peningkatan kapasitas SDM daerah menjadi langkah utama.

- Iklan Google -

ToT PPT-Kespro 2025 akan dimulai dengan Batch I di tujuh provinsi: Sumatera Utara, Riau, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Sulawesi Selatan.

Program ini akan berlangsung bertahap hingga 2029.

Kepala BPSDM Kemendagri, Sugeng Hariyono, menekankan pentingnya pelatihan bagi aparatur daerah agar kebijakan kesehatan reproduksi lebih efektif.

UNFPA Representative Indonesia, Hassan Mohtashami, juga mengapresiasi inisiatif ini, yang diharapkan dapat memperkuat sistem kesehatan hingga tingkat desa serta menangani isu strategis lain seperti kekerasan berbasis gender dan kesehatan ibu dan anak. ***

Baca Juga:  Pria yang Ditersangkakan dalam Kasus Kekerasan Pertanyakan Proses Hukum

(sp)

Bagikan Berita Ini
Tinggalkan Ulasan

Tinggalkan Ulasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *