Jakarta (mediapesan) – Kementerian Perindustrian Republik Indonesia (Kemenperin RI) terus berupaya mempercepat transformasi digital industri nasional agar lebih berdaya saing di tingkat global.
Berkolaborasi dengan Dewan Transformasi Digital Industri Indonesia (WANTRII) serta didukung oleh Asosiasi Pengusaha TIK Nasional (APTIKNAS), langkah ini menjadi bagian dari inisiatif Making Indonesia 4.0.
Menteri Perindustrian RI, Agus Gumiwang Kartasasmita, dalam acara Kick-Off Indonesia 4.0 di Ruang Garuda, Gedung Kementerian Perindustrian RI beberapa waktu lalu, menegaskan bahwa sektor industri pengolahan nonmigas di Indonesia tetap kuat dan kompetitif meski menghadapi tantangan global.
Kita patut bersyukur bahwa kinerja sektor industri tetap tangguh. Nilai Manufacturing Value Added (MVA) pada 2023 mencapai USD 255 miliar, menempatkan Indonesia di posisi ke-12 dalam daftar negara manufaktur terbesar di dunia, ujarnya.
Ia juga menambahkan bahwa industri pengolahan nonmigas terus memberikan kontribusi signifikan terhadap perekonomian nasional.
Pada 2024, sektor ini menyumbang 17,16% terhadap PDB Nasional dan mencatat ekspor sebesar USD 196,54 miliar dari total ekspor nasional sebesar USD 264,70 miliar.
Selain itu, tenaga kerja yang terserap di industri ini mencapai 19,96 juta orang atau 13,79% dari total tenaga kerja nasional.
Lebih lanjut, nilai investasi di sektor industri manufaktur tahun 2024 telah mencapai Rp.721,3 triliun atau sekitar 42,1% dari total investasi nasional.
Agus Gumiwang menekankan bahwa optimisme industri semakin meningkat, mencerminkan pertumbuhan ekspansi yang lebih kuat.
Semua pencapaian ini tidak lepas dari implementasi Making Indonesia 4.0, yang menjadi momentum penting bagi percepatan transformasi digital industri nasional, jelasnya.
Ketua Umum APTIKNAS, Ir. Soegiharto Santoso, SH, menyatakan dukungan penuh terhadap upaya pemerintah dalam mempercepat transformasi industri.
Kick-Off Indonesia 4.0 Conference and Expo 2025 adalah langkah konkret yang menggabungkan peran pemerintah dan swasta untuk meningkatkan daya saing industri teknologi, informasi, dan komunikasi di Indonesia, ujarnya.
Kepala Badan Standardisasi dan Kebijakan Jasa Industri (BSKJI), Andi Rizaldi, menambahkan bahwa acara ini bertujuan untuk memberikan informasi dan sosialisasi mengenai pentingnya transformasi digital bagi keberlanjutan industri.
Acara ini juga akan mencakup seleksi Penghargaan Rintisan Teknologi Industri 2025, INDI 4.0 Awards, serta National Lighthouse Industry 4.0 Awards.
Sejak 2019, Indonesia secara konsisten menyelenggarakan Indonesia 4.0 Conference & Expo guna mendukung percepatan digitalisasi industri.
Ketua Umum WANTRII, Ir. Fadli Hamsani, menyatakan bahwa ajang ini menjadi wadah bagi berbagai pemangku kepentingan industri untuk berkolaborasi dalam ekosistem transformasi digital nasional.
Indonesia 4.0 Conference & Expo 2025 dijadwalkan akan berlangsung pada 24-25 September 2025 di Jakarta Convention Center (JCC) Senayan.
Acara yang didukung oleh Epicor, Beckhoff, dan Monitor ERP ini mengusung tema “Smart Nation 2025: Building Stronger, Moving Faster Towards Sustainability.”
Tema ini mencerminkan komitmen pemerintah dalam memperkuat industri nasional dengan transformasi digital yang berkelanjutan dan berdaya saing global.
Untuk informasi lebih lanjut dan pendaftaran acara, masyarakat dapat mengunjungi situs resmi www.indonesia40.id