WNI Tewas Karena Dehidrasi di Gurun Saat Coba Masuk Makkah Secara Ilegal

Reporter Burung Hantu
Ilustrasi gurun pasir.

MEDIAPESAN – Tiga warga negara Indonesia ditemukan oleh aparat keamanan Arab Saudi di tengah gurun wilayah Jumum, Makkah, pekan lalu—satu di antaranya tewas karena dehidrasi.

Mereka diduga berusaha memasuki kota suci Makkah tanpa izin resmi untuk menunaikan ibadah haji.

Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) di Jeddah menyatakan bahwa korban yang meninggal, seorang pria berinisial SM, ditemukan pada 27 Mei oleh drone patroli keamanan Arab Saudi.

- Iklan Google -
Jasa Pembuatan Website Berita
Jasa Website Jogja

Dua warga lainnya, berinisial J dan S, ditemukan dalam kondisi lemah dan segera dilarikan ke rumah sakit.

Kisah mereka mencerminkan risiko yang dihadapi oleh jemaah nonresmi yang berusaha menunaikan ibadah haji tanpa visa yang sesuai, di tengah pengawasan ketat pemerintah Saudi terhadap jemaah ilegal.

Menurut keterangan Konsul Jenderal RI, Yusron B. Ambary, SM sebelumnya telah dideportasi setelah tertangkap dalam razia bersama sepuluh WNI lain karena menggunakan visa nonhaji.

Jasa Pembuatan Website Berita
Jasa Website Jogja

Namun, ia kembali mencoba memasuki wilayah Makkah melalui jalur gurun, menggunakan taksi gelap bersama dua rekannya.

Ketiganya dipaksa turun di tengah gurun oleh sopir taksi yang ketakutan saat melihat patroli keamanan, ujar Yusron. Mereka harus berjalan di tengah panas tanpa perlindungan, dan sayangnya SM tidak selamat.

Setelah ditemukan, J dan S dirawat di rumah sakit sebelum kembali dikirim ke Jeddah.

- Iklan Google -

Sementara itu, jenazah SM kini dalam proses penanganan oleh KJRI Jeddah, yang telah menghubungi keluarganya di Madura.

Kasus ini menjadi pengingat akan realitas pahit yang dihadapi sebagian calon jemaah dari negara berkembang, yang terkadang nekat menempuh jalur berbahaya demi memenuhi panggilan spiritual.

Baca Juga:  Perang Melawan Kehidupan: Dampak Konflik di Gaza

Pihak KJRI kembali mengimbau seluruh WNI agar mematuhi ketentuan resmi dan tidak terlibat dalam aktivitas haji nonprosedural.

Jangan sampai niat ibadah berakhir tragis, kata Yusron. Bijaklah dalam menunaikan perintah Ilahi—jangan sampai uang hilang, haji melayang.

(*/red)

Bagikan Berita Ini
Tinggalkan Ulasan

Tinggalkan Ulasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *