Makassar, 27 Juni (MEDIAPESAN) – Di halaman Rumah Jabatan Gubernur Sulawesi Selatan pada Jumat pagi, tampak para atlet PON XXI menyuarakan kekecewaan mereka terhadap besaran bonus yang dinilai jauh dari harapan.
Atlet-atlet yang mewakili Sulawesi Selatan di ajang Pekan Olahraga Nasional (PON) XXI di Aceh dan Sumatera Utara tampak emosional saat menerima bonus yang dipotong dari jumlah sebelumnya.
Beberapa menyampaikan protes langsung kepada pejabat provinsi.
Saya tidak menyangka akan sebesar ini, kata Nur Rizka Fauziah, peraih medali perunggu cabang karate, dengan mata berkaca-kaca di hadapan Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga (Kadispora) Sulsel, Suherman. Atlet lainnya, Nadya, menyebut bonus yang diberikan “jauh dari ekspektasi”.
Besaran bonus yang menjadi sorotan adalah turunnya nilai yang diberikan dibandingkan dengan PON Papua 2021.
Saat itu, peraih emas menerima Rp200 juta, perak Rp150 juta, dan perunggu Rp100 juta.
Pada tahun ini, jumlah tersebut dikurangi menjadi Rp150 juta, Rp100 juta, dan Rp50 juta.
Kadispora Sulsel, Suherman, menjelaskan bahwa keterbatasan anggaran menjadi alasan utama.
Kami hanya memiliki dana Rp6,75 miliar untuk 61 atlet. Kami memahami perbandingan dengan PON sebelumnya, namun kondisi keuangan daerah saat ini berbeda, ujarnya.
Ketua KONI Sulsel yang juga Wakil Ketua DPRD Sulsel, Yasir Mahmud, menyatakan pihaknya akan mempertimbangkan pengajuan tambahan anggaran.
- Iklan Google -
Kami akan rapatkan di internal KONI dan mencoba mengusulkan ke Dispora. Jika ada ruang fiskal, kami berharap ada penambahan, ujarnya.
Sebanyak 61 atlet menerima bonus tersebut, terdiri dari 10 peraih emas, 19 perak, dan 32 perunggu.
Dana diklaim bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) dan telah disalurkan secara penuh.
Namun bagi para atlet, nominal bukanlah segalanya.
Ini bukan hanya tentang uang, tapi penghargaan atas perjuangan kami, ujar salah satu atlet.