WhatsApp diblokir di Iran dan dilarang di Kongres AS menyusul laporan penggunaan aplikasi oleh Mossad untuk memata-matai dan melacak target. Kantor Keamanan Siber menyebut aplikasi ini berisiko tinggi.
Minggu, 29 Juni 2025 (MEDIAPESAN) -Aplikasi pesan populer WhatsApp resmi diblokir di Iran dan dilarang penggunaannya di perangkat resmi milik Kongres Amerika Serikat.
Langkah ini diambil menyusul kekhawatiran serius terkait risiko keamanan dan potensi penyalahgunaan aplikasi tersebut oleh badan intelijen asing.
Keputusan ini muncul setelah laporan menyebutkan bahwa dinas intelijen Israel, Mossad, diduga memanfaatkan WhatsApp untuk memantau target, melakukan pengintaian, serta mengoordinasikan serangan.
Salah satu kasus yang menjadi sorotan adalah pembunuhan tokoh senior Hamas, Ismail Haniya pada 31 Juli 2024 lalu, yang dilacak dan dieksekusi di Teheran melalui jejak digital yang terhubung dengan aplikasi tersebut.
AS: WhatsApp Diklasifikasikan sebagai Aplikasi “Berisiko Tinggi”
Di Amerika Serikat, kongres secara resmi melarang penggunaan WhatsApp di semua perangkat kerja yang digunakan oleh staf dan anggota Kongres.
Kantor Keamanan Siber AS menyebut WhatsApp sebagai aplikasi yang masuk dalam kategori “berisiko tinggi”.
Dalam pernyataannya, lembaga tersebut menyoroti kurangnya transparansi perusahaan dalam perlindungan data pengguna, ketiadaan enkripsi pada data yang disimpan (data-at-rest), serta berbagai celah keamanan lainnya yang dinilai dapat dieksploitasi oleh pihak asing.
Meta, induk perusahaan WhatsApp, belum memberikan tanggapan resmi atas kebijakan tersebut.
- Iklan Google -
Dalam pernyataan sebelumnya, perusahaan menyebut bahwa seluruh pesan di WhatsApp menggunakan sistem enkripsi end-to-end, namun tidak merinci mekanisme perlindungan untuk data yang tersimpan di server mereka.
Iran Perketat Kontrol Digital
Sementara itu, pemerintah Iran menutup akses ke WhatsApp secara menyeluruh di dalam negeri.
Langkah ini merupakan bagian dari kebijakan yang lebih luas untuk membatasi aplikasi asing yang dianggap berpotensi membahayakan keamanan nasional.
Iran telah lama menerapkan pembatasan ketat terhadap platform digital global, termasuk Instagram dan Telegram, dengan alasan serupa.
Pemblokiran ini menambah daftar panjang kekhawatiran global atas bagaimana aplikasi pesan instan digunakan — tidak hanya untuk komunikasi pribadi, tetapi juga sebagai alat pengintaian, perang siber, dan operasi intelijen lintas negara.