SERANG, 15 Juli 2025 | MEDIAPESAN – Suasana duka masih menyelimuti kediaman keluarga Mastura di Kampung Cikuray Kedondong, Desa Ranca Sanggal, Kecamatan Cinangka, Kabupaten Serang, Banten.
Isak tangis tak henti terdengar sejak kabar mengenaskan datang: anak gadis satu-satunya, SA (19), ditemukan tewas dimutilasi oleh kekasihnya sendiri, ML (23), pada Minggu, 13 April 2025.
SA, lulusan SMP, diduga kuat dibunuh secara sadis oleh pelaku ML yang merupakan pacarnya.
Berdasarkan keterangan keluarga, korban dijemput dari rumah neneknya tanpa berpamitan.
ML mengajak korban ke kawasan Gunungsari dengan alasan sekadar berjalan-jalan dan makan bakso.
Namun, perjalanan itu berujung tragis. Dalam penyelidikan pihak Kepolisian Resor Kota Serang, korban disebut sempat menanyakan keseriusan hubungan mereka. Pertanyaan itu diduga memicu reaksi panik dari pelaku.
ML kemudian membawa korban ke kawasan perkebunan di Kampung Baru Ciberuk, Desa Gunungsari, dan mencekiknya hingga pingsan.
Pelaku lalu kembali ke rumah untuk mengambil senjata tajam jenis arit.
Ia kembali ke lokasi dan melakukan tindakan keji: memutilasi tubuh korban menjadi beberapa bagian.
- Iklan Google -
Bagian tubuh SA ditemukan dalam kondisi terpisah-pisah, memicu kemarahan dan kepedihan keluarga serta masyarakat sekitar.
Tuntutan Keadilan dan Desakan Hukuman Mati
Kasat Reskrim Polresta Serang Kota membenarkan penetapan ML sebagai tersangka tunggal kasus pembunuhan berencana tersebut.
Ia dijerat Pasal 340 KUHP dengan ancaman hukuman mati atau penjara seumur hidup.
Keluarga besar korban menuntut keadilan ditegakkan seadil-adilnya.
Kami mohon kepada pengadilan agar pelaku dijatuhi hukuman mati. Perbuatannya sudah melampaui batas kemanusiaan, ujar Mastura, ayah korban, Senin, 14 Juli 2025.
Dedi Kelana, anggota keluarga sekaligus tokoh ormas BPPKB Banten, turut mengecam keras kejadian tersebut.
Ia menyebut pihak keluarga siap melakukan aksi besar-besaran bila aparat penegak hukum tidak menunjukkan ketegasan.
Kami ingin pelaku dihukum mati. Kalau tidak, kami dari Cinangka dan Padarincang akan turun ke jalan. Ini soal martabat keluarga dan rasa keadilan, ujarnya.
Memohon Perhatian Pemerintah Daerah
Keluarga korban juga meminta perhatian khusus dari Gubernur Banten Andra Soni dan Bupati Serang Ratu Rachmatuzakiyah agar mendorong percepatan proses hukum.
Kami rakyat kecil, hanya bisa mengadu kepada pemimpin daerah. Tolong dengarkan jeritan hati kami. Anak kami dibunuh dengan sangat kejam, tutur Mastura lirih, matanya sembab.
Hingga berita ini diturunkan, proses hukum terhadap ML masih berlangsung di Polresta Serang Kota.
Pihak keluarga berharap tak hanya keadilan ditegakkan, tetapi tragedi ini bisa menjadi pelajaran agar kekerasan terhadap perempuan tidak lagi terulang.