Mahasiswa Unhas Latih Peternak Maros Kelola Pakan dan Limbah Ternak

Reporter Burung Hantu
Peternak di Desa Pattiro Deceng, Kecamatan Camba, Kabupaten Maros, menyaksikan demonstrasi penggunaan mesin pencacah hijauan dalam pelatihan pembuatan pakan silase yang digelar Tim PPK Ormawa HIMAKAHA FK Unhas beberapa waktu lalu.

Maros | MediapesanUpaya meningkatkan kapasitas peternak di wilayah pedesaan terus didorong berbagai pihak, termasuk dari kalangan mahasiswa.

Tim Program Penguatan Kapasitas Organisasi Kemahasiswaan (PPK Ormawa) Himpunan Mahasiswa Kedokteran Hewan (HIMAKAHA) Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin menggelar pelatihan “Pembuatan Alat, Pakan Silase, dan Kompos” di Desa Pattiro Deceng, Kecamatan Camba, Kabupaten Maros.

Kegiatan ini menyasar kelompok ternak binaan desa.

Tujuannya, menjawab persoalan mendasar peternak, seperti keterbatasan pakan saat musim kemarau dan limbah ternak yang belum termanfaatkan optimal.

- Iklan Google -

Melalui kolaborasi mahasiswa, dosen pendamping, dan masyarakat, pelatihan dirancang untuk menghadirkan solusi praktis yang mudah diterapkan.

Belajar silase dan kompos

Dalam pelatihan, peternak diperkenalkan pada teknik pembuatan pakan silase.

Silase merupakan pakan fermentasi dari hijauan atau limbah pertanian yang mampu bertahan lama tanpa mengurangi nilai gizi, sehingga bisa menjadi cadangan pakan di musim sulit.

Jasa Pembuatan Website Berita
Jasa Website Jogja

Peserta juga belajar memanfaatkan limbah ternak sebagai kompos, yang tak hanya mengurangi pencemaran, tetapi juga memberi nilai tambah bagi lahan pertanian.

Selama ini limbah ternak sering hanya jadi buangan. Dengan pelatihan ini, masyarakat bisa melihat potensi ekonominya, kata Ketua Tim PPK Ormawa, M. Abid Nabil dalam keterangannya yang diterima media, (5/9/2025).

Selain teknik pengolahan pakan dan kompos, peserta juga diajak mengenal alat-alat sederhana yang dapat digunakan dalam proses fermentasi.

- Iklan Google -

Tujuannya agar inovasi yang dikenalkan tetap sesuai dengan kondisi desa dan keterbatasan modal peternak.

Baca Juga:  Serangan Udara Gaza: Sekolah Al-Shaima Diserang, Warga Mengungsi

Sinergi mahasiswa dan masyarakat

Dosen pendamping kegiatan, drh. Muh Ardiansyah Nurdin, menilai pendekatan ini solutif karena berbasis kebutuhan lokal.

Ini bukan sekadar transfer ilmu, tetapi pembelajaran dua arah. Mahasiswa belajar dari pengalaman peternak, sementara peternak memperoleh pengetahuan baru yang bisa langsung dipraktikkan, ujarnya.

Hal senada disampaikan Ketua HIMAKAHA FK Unhas, Ahmad Rayhana.

Ia menekankan, kegiatan ini membuktikan mahasiswa dapat berperan strategis di tengah masyarakat.

Mahasiswa tidak hanya fokus pada akademik. Dengan turun ke desa, mereka turut membawa perubahan nyata di akar rumput, katanya.

Dampak berantai

Kegiatan ini merupakan awal dari rangkaian pendampingan Tim PPK Ormawa HIMAKAHA FK Unhas.

Ke depan, program diharapkan menumbuhkan efek berantai, yakni peternak yang sudah dilatih akan membagikan pengetahuan kepada rekan lainnya.

Dengan demikian, transformasi di sektor peternakan desa bisa berjalan lebih cepat dan berkelanjutan.

Pelatihan ini diharapkan bukan hanya meningkatkan ketahanan pakan ternak, tetapi juga memperkuat kemandirian desa dalam mengelola sumber daya.

Inovasi kecil yang lahir dari kerja sama mahasiswa dan masyarakat ini diharapkan menjadi contoh bagi desa lain dalam menghadapi tantangan sektor peternakan.

(pl)

Bagikan Berita Ini
Tinggalkan Ulasan

Tinggalkan Ulasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *