Makassar | Mediapesan – Kanker selama ini dikenal sebagai penyakit yang menakutkan.
Pengobatannya pun cenderung identik dengan metode konvensional: kemoterapi, pembedahan, atau radioterapi.
Namun, perkembangan teknologi medis membuka jalan bagi metode baru yang lebih minim risiko dan menjanjikan tingkat pemulihan lebih baik.
Semangat itulah yang dibawa dalam seminar kesehatan bertajuk “End Cancer With Minimal Invasive Therapy” yang digelar Persaudaraan Peranakan Tionghoa Makassar (P2TM) Nusantara bersama St. Stamford International Medical – Modern Cancer Hospital Guangzhou.
Acara berlangsung Minggu malam, 14 September 2025, di Golden Suki Restoran, Jalan Sultan Hasanuddin, Makassar, dengan sekitar 100 undangan hadir.
Dua narasumber tampil dalam acara ini: dr. Johnsen Mailoa, SpOg, yang membuka praktik di Jalan Diponegoro, Makassar, serta Jacky Chow, perwakilan St. Stamford International Medical.
Acara berlangsung akrab, diselingi makan malam, sambutan, penyerahan piagam, hingga pembagian doorprize.
- Iklan Google -
Dalam paparannya, Johnsen menjelaskan kanker sebagai penyakit akibat pertumbuhan sel yang tak terkendali hingga membentuk tumor.
Faktor genetik, gaya hidup, infeksi, lingkungan, maupun paparan zat kimia disebut menjadi pemicu.
Gejala umum biasanya berupa kelelahan ekstrem, nyeri pada tubuh, dan pendarahan yang tidak normal, ujarnya.
Johnsen menyoroti teknologi pengobatan mutakhir seperti Nanoknife, Cryosurgery, hingga terapi target.
Ia menekankan metode Nanoknife yang bekerja melalui teknik Irreversible Electroporation (IRE) untuk menghancurkan jaringan kanker tanpa operasi besar.
Keunggulannya presisi tinggi, minim invasif, pemulihan cepat, dan fleksibel. Meski begitu, biaya masih tinggi dan ketersediaan terbatas, salah satunya di Guangzhou, Tiongkok, katanya.
Jacky Chow, mewakili rumah sakit yang berbasis di Guangzhou itu, menegaskan tujuan seminar ini memperkenalkan teknologi baru kepada masyarakat Indonesia.
Kami berterima kasih kepada P2TM yang memberi ruang kerja sama ini, ucapnya.
Seorang peserta, Lukman H, 73 tahun, memberikan kesaksian langsung.
Ia bercerita pernah menjalani kemoterapi di Malaysia untuk kanker tenggorokan, namun kondisinya drop.
Setelah beralih ke Modern Cancer Hospital Guangzhou, ia menjalani terapi minimal invasif.
Tumor yang sebesar telur ayam mengecil hingga akhirnya saya dinyatakan sembuh total, katanya disambut tepuk tangan peserta.
Didirikan pada 2005, St. Stamford International Medical – Modern Cancer Hospital Guangzhou mengklaim sebagai rumah sakit kanker internasional pertama hasil kolaborasi Tiongkok-Singapura.
Berlokasi di Distrik Tianhe, Guangzhou, fasilitas ini memiliki 300 tempat tidur, ratusan dokter internasional, serta teknologi multidisiplin dalam pengobatan kanker.
Rumah sakit ini menargetkan menjadi pusat rujukan global bagi terapi kanker minimal invasif.