Makassar | Mediapesan – Pemerintah Kecamatan Bontoala memilih bersikap waspada setelah bentrokan antar kelompok pecah di kawasan Bunga Eja Beru dan Kelurahan Lembo, Kecamatan Tallo.
Meski insiden itu terjadi di luar wilayah administratifnya, potensi merembetnya konflik dianggap cukup serius untuk segera diantisipasi.
Camat Bontoala, Andi Akhmad Muhajir Arif, S.STP., M.E-Gov, mengatakan pihaknya tidak ingin mengambil risiko.
Sejak beberapa hari terakhir, ia bersama unsur Tripika—terdiri dari Koramil dan Polsek Bontoala—mengintensifkan patroli di titik-titik rawan sekaligus mendirikan Posko Siaga Mitigasi di Kelurahan Baraya, tepatnya di Jalan Kandea.
Kami khawatir konflik yang terjadi berdampak pada wilayah kami, khususnya di Kelurahan Layang dan Baraya. Karena itu, dalam beberapa hari terakhir kami melakukan penjagaan dan patroli keliling bersama Koramil dan Polsek untuk mengimbau masyarakat agar tidak mudah terprovokasi, ujarnya saat ditemui di Kantor Camat Bontoala, Jumat (26/9/2025).
Warga Jadi Penentu
Langkah pemerintah kecamatan ini menunjukkan bahwa menjaga keamanan bukan semata tugas aparat.
Muhajir menekankan keterlibatan masyarakat sebagai kunci agar situasi tetap kondusif.
Kami berharap peran aktif warga, LPM, RT/RW, dan tokoh pemuda untuk membantu pemerintah menjaga keamanan. Tanpa dukungan mereka, kami tidak bisa berbuat banyak, katanya.
- Iklan Google -
Pernyataan itu merefleksikan pola lama dalam penanganan konflik perkotaan di Makassar: keterhubungan antara komunitas warga dan aparat.
Dari pengalaman sejumlah bentrokan sebelumnya, rumor dan provokasi kerap kali lebih cepat menyulut emosi ketimbang penanganan aparat.
Upaya Preventif
Dengan posko siaga dan patroli keliling, Kecamatan Bontoala berupaya mengirim pesan bahwa wilayahnya tidak boleh menjadi arena lanjutan konflik.
Model preventif ini juga sejalan dengan visi kota untuk membangun lingkungan yang aman, nyaman, dan layak huni.
Bagi warga Bontoala, langkah ini berarti ruang publik tetap bisa berfungsi normal, anak-anak bisa bermain tanpa rasa takut, dan aktivitas ekonomi tidak terganggu.
Sementara bagi pemerintah kecamatan, posko siaga adalah simbol sekaligus instrumen untuk meredam potensi eskalasi sejak dini.