Mediapesan | Makassar – Suasana penuh kehangatan dan semangat kolaborasi mewarnai acara Dialog dan Tatap Muka Gubernur Nusa Tenggara Timur (NTT), Emanuel Melkiades Laka Lena, S.Si., Apt, bersama Garda Flobamora Sulawesi Selatan, yang digelar di Hotel Claro Makassar, Kamis lalu (16/10/2025).
Pertemuan bertema “Ayo Bangun NTT dan Sulsel: Manis dan Bae, Baku Sayang Baku Jaga” itu dihadiri sedikitnya 17 ketua tingkat II Flobamora NTT Sulsel, serta tokoh-tokoh diaspora yang selama ini berkiprah di berbagai sektor di Makassar dan sekitarnya.
Pertemuan Penuh Keakraban
Gubernur Emanuel Melkiades menegaskan pentingnya peran diaspora dalam membangun NTT dari luar daerah.

Ia mengaku sudah lama berkeinginan untuk bertemu langsung dengan masyarakat NTT di perantauan, khususnya di Sulawesi Selatan.
Saya ini sejak dulu sudah punya keinginan untuk bertemu dengan Diaspora NTT di Sulsel. Karena saya pernah jadi Ketua Flobamora NTT di Yogyakarta, saya paham betul semangat kebersamaan orang NTT di rantau, ujarnya.
Menurut Melkiades, pertemuan ini bukan sekadar ajang silaturahmi, melainkan wadah memperkuat kolaborasi lintas wilayah antara NTT dan Sulawesi Selatan.
Ia menilai Makassar memiliki ikatan emosional dan historis yang kuat dengan NTT, terutama di bidang pendidikan dan pergerakan sosial.
Makassar bukan daerah baru bagi saya. Banyak aktivis muda dari PMKRI, HMI, Ansor, dan GMKI yang berasal dari kampus di Makassar. Energi besar ini harus diarahkan ke hal-hal produktif, jelasnya.
Tantangan dan Peluang Pembangunan
Meski optimistis terhadap potensi daerah, Gubernur Melkiades mengakui masih banyak tantangan yang dihadapi, terutama keterbatasan fiskal dan kompleksitas sosial.
Banyak kepala daerah pusing karena anggaran terbatas. Tapi kita tidak boleh menyerah. Justru dengan keterbatasan itu kita bisa berinovasi, ujarnya.
- Iklan Google -
Ia kemudian menekankan pentingnya pelibatan diaspora dalam mengembangkan sektor unggulan, seperti pertanian dan perikanan, agar hasil sumber daya alam NTT tidak hanya dijual mentah, melainkan diolah sehingga memiliki nilai tambah.
Kami ingin Diaspora NTT di Sulsel ikut membantu lewat pengalaman dan jejaring. Kita tanam, panen, dan olah sendiri supaya ekonomi masyarakat di kampung bisa meningkat, katanya.
Perhatian pada Isu Sosial dan Pendidikan
Dalam kesempatan itu, Gubernur Melkiades juga menyoroti kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak serta rendahnya capaian pendidikan di NTT.
Ia menilai peningkatan kualitas sumber daya manusia perlu dimulai dari lingkungan keluarga.
Saya ingin anak-anak NTT menjadi generasi produktif. Karena itu, kita akan hidupkan kembali suasana belajar di rumah agar mereka tumbuh dalam lingkungan keluarga yang hangat, tegasnya.
Apresiasi Diaspora NTT di Sulsel
Kehadiran Gubernur NTT di Makassar disambut antusias oleh warga diaspora.

Ketua Umum Garda Flobamora Sulsel, Marius Mide Djuang, S.Sos, menyebut momen ini sebagai langkah penting mempererat hubungan antara pemerintah dan masyarakat perantauan.
Kami bersyukur bisa bertemu langsung dengan Gubernur NTT. Ini momen berharga untuk memperkuat sinergitas antara pemerintah dan masyarakat di rantau, ujarnya.
Sementara itu, Ir. Hendrikus Gai Desa Parera, yang akrab disapa Kak Ricky Parera, selaku Ketua Dewan Pembina Garda Flobamora Sulsel, menilai pertemuan ini bersejarah bagi diaspora NTT di Makassar.
Baru kali ini Gubernur NTT datang langsung menemui kami di Sulsel. Ini bukti kepedulian beliau terhadap diaspora. Kita harus menunjukkan bahwa warga NTT di perantauan bisa berkontribusi nyata, kata Kak Ricky.

Ia juga menyinggung perlunya penguatan perlindungan tenaga kerja NTT di Sulsel, mengingat banyak yang bekerja di sektor informal dan rentan terhadap pelanggaran ketenagakerjaan.
Kami di Garda Flobamora punya Pos Bantuan Hukum (Posbakum) untuk menangani persoalan warga NTT di rantau. Dengan dukungan pemerintah, kita bisa pastikan tidak ada warga yang terabaikan, ujarnya menutup.
Sinergi Dua Daerah
Acara yang berlangsung hangat ini diakhiri dengan doa dan harapan bersama agar NTT dan Sulsel terus bersinergi membangun masa depan yang sejahtera, berdaya, dan berkarakter.
Dengan semangat yang mengalir di seluruh ruangan, Gubernur dan para tokoh diaspora menutup pertemuan dengan seruan bersama:
“Salam Manis dan Bae, Baku Sayang Baku Jaga. Ayo Bangun NTT, Ayo Bangun Sulsel. Ewako!”