Mediapesan | Jakarta – Di tengah tantangan urbanisasi dan menumpuknya persoalan limbah domestik, PT Wijaya Karya (Persero) Tbk (WIKA) terus bergerak menyelesaikan Jakarta Sewerage Development Project (JSDP) Paket 1 Zona 1 — satu proyek strategis nasional yang menjadi fondasi sanitasi modern ibu kota.
Hingga Oktober 2025, progres pembangunan telah mencapai 37,21 persen.
Berlokasi di kawasan Pluit, Jakarta Utara, proyek ini akan menjadi fasilitas pengolahan air limbah terintegrasi yang menghubungkan jaringan bawah tanah kota dengan sistem pengolahan berstandar tinggi.
Melalui proyek ini, Jakarta diharapkan melangkah menuju cita-cita besar: kota tanpa limbah domestik.
Infrastruktur bawah tanah, inovasi di atas rata-rata
WIKA tak sendiri dalam proyek ini, melalui kerja sama operasi dengan Obayashi, Jaya Konstruksi, dan JFE Engineering (OWJJ-JV), perusahaan pelat merah ini bertanggung jawab atas pembangunan struktur sipil utama.
Sejumlah pekerjaan besar telah rampung — mulai dari A20 & MBR Tank, yang berfungsi memisahkan padatan dan menghasilkan air olahan berkualitas tinggi, hingga Lifting Pump Station yang menjadi penghubung utama antara jaringan limbah dan unit pengolahan.
Pekerjaan lain seperti Inlet Manhole, Sludge Treatment Building, Admin Building, High Rate Filter, dan Headworks masih berlangsung dengan pengawasan mutu ketat.
Di balik proses konstruksi yang kompleks, WIKA menerapkan standar keselamatan tinggi serta teknologi inovatif untuk menembus keterbatasan geografis Jakarta yang dikenal bertanah lunak.
Salah satu terobosannya adalah penggunaan Sand Compaction Pile (SCP) — metode penguatan tanah yang memperkokoh daya dukung struktur di area rawan ambles.
Selain itu, metode Open Caisson dan Pneumatic Caisson juga digunakan, dengan yang terakhir disebut sebagai penerapan pertama di Indonesia.
Inovasi ini menandai kemampuan WIKA dalam mengadopsi teknologi bawah tanah berteknologi tinggi sekaligus memperkuat posisi Indonesia dalam kancah konstruksi modern.
Bukan sekadar beton dan pipa
Direktur Utama WIKA, Agung Budi Waskito (BW), menegaskan bahwa proyek JSDP bukan hanya tentang penyelesaian fisik infrastruktur, tetapi juga tentang keberlanjutan dan dampak sosial.
“Sistem pengolahan air limbah ini akan mencegah pencemaran di saluran permukaan dan memastikan air olahan memenuhi standar baku mutu sebelum dikembalikan ke alam,” ujarnya.
Dampak proyek ini akan langsung dirasakan masyarakat.
Dengan sistem jaringan bawah tanah yang menyalurkan limbah domestik ke fasilitas pengolahan, kualitas air kota akan meningkat, risiko penyebaran bakteri seperti E. coli dapat ditekan, dan kesehatan masyarakat diharapkan membaik secara signifikan.
Menuju kota yang lebih sehat dan berkelanjutan
Lebih dari sekadar proyek infrastruktur, JSDP menjadi simbol transformasi Jakarta — dari kota dengan sistem sanitasi tertinggal menuju kota yang bersih dan berdaya dukung lingkungan tinggi.
Melalui proyek ini, WIKA mempertegas perannya bukan hanya sebagai kontraktor nasional, tapi sebagai agen perubahan dalam pembangunan yang berorientasi pada inovasi, keberlanjutan, dan manfaat sosial.
Jika rampung nanti, JSDP Zona 1 bukan sekadar fasilitas pengolahan air limbah — ia akan menjadi landasan menuju Jakarta yang lebih bersih, sehat, dan layak huni.



