Pekerjaan Beton Nol Jembatan Kampung Bayur Tangerang Jadi Sorotan, Ini Penjelasan Pengawas

Reporter Burung Hantu
Proyek pembangunan jembatan dengan nilai kontrak sebesar Rp 4,07 miliar yang bersumber dari APBD Kota Tangerang Tahun Anggaran 2025. Waktu pelaksanaan proyek ditetapkan selama 65 hari kalender.

Mediapesan | Tangerang – Proyek pembangunan Jembatan Jalan Kampung Bayur Sisi Cisadane Barat, Kecamatan Periuk, Kota Tangerang, Banten, menjadi perhatian publik.

Sorotan muncul setelah ditemukan pekerjaan beton lapis bawah atau beton nol (lantai kerja) yang diduga dilakukan tanpa menggunakan bekisting terpisah, dan hanya mengandalkan bekisting beton utama.

Berdasarkan pantauan di lokasi, beton nol dengan ketebalan sekitar 5 sentimeter digelar langsung di dalam bekisting beton utama. Tidak terlihat adanya pembatas khusus yang berfungsi memastikan ketebalan beton nol terjaga sesuai gambar kerja teknis.

- Iklan Google -
Mediapesan.com terdaftar di LPSE dan E-Katalog Klik gambar untuk melihat Katalog kami.
Proyek pembangunan Jembatan Jalan Kampung Bayur Sisi Cisadane Barat, Kecamatan Periuk, Kota Tangerang, Banten, Desember 2025.
Proyek pembangunan Jembatan Jalan Kampung Bayur Sisi Cisadane Barat, Kecamatan Periuk, Kota Tangerang, Banten, Desember 2025.

Menanggapi temuan tersebut, pengawas lapangan dari dinas terkait, Usman, menyatakan bahwa pekerjaan beton nol tetap dilakukan sesuai standar meski tanpa bekisting khusus.

“Meski tidak menggunakan bekisting terpisah khusus beton nol, ketebalannya dijamin tetap sesuai. Sudah kami beri margin, ditandai dengan colokan, dan kami ukur menggunakan benang,” ujar Usman saat dikonfirmasi, Kamis lalu (11/12/2025).

Usman menjelaskan, keputusan tidak menggunakan bekisting terpisah diambil untuk menghemat waktu pelaksanaan. Menurutnya, kondisi di lapangan menuntut percepatan pekerjaan agar tidak menghambat tahapan berikutnya.

Jasa Pembuatan Website Berita
Jasa Website Jogja

“Ini kan hanya lantai kerja beton. Ukurannya sudah kita setting pas mentok beton. Karena waktu mendesak, supaya nanti tidak perlu dicopot lagi setelah beton nol selesai,” tambahnya.

Meski demikian, penjelasan tersebut memunculkan pertanyaan dari sejumlah pihak. Beton nol merupakan lapisan dasar yang berfungsi sebagai lantai kerja dan penentu kualitas pengecoran beton struktural di atasnya. Tanpa bekisting khusus, ketebalan beton nol berpotensi tidak merata dan sulit diverifikasi secara teknis.

Baca Juga:  Efisiensi Panen Meningkat! Babinsa Sragen Bantu Petani Gunakan Mesin Modern

Proyek pembangunan Jembatan Jalan Kampung Bayur Sisi Cisadane Barat, Kecamatan Periuk, Kota Tangerang, Banten, Desember 2025.
Proyek pembangunan Jembatan Jalan Kampung Bayur Sisi Cisadane Barat, Kecamatan Periuk, Kota Tangerang, Banten, Desember 2025.

Aktivis Pantura, Jay, menilai praktik tersebut mencerminkan lemahnya pengawasan konstruksi di lapangan. Ia menegaskan bahwa alasan keterbatasan waktu tidak dapat dijadikan pembenaran untuk mengabaikan prosedur standar operasional (SOP) pekerjaan konstruksi.

- Iklan Google -

“Beton nol itu bagian penting dari lantai kerja. Tanpa bekisting khusus, ketebalannya rentan tidak sesuai. Alasan ‘waktu mendesak’ tidak bisa dijadikan pembenaran untuk mengabaikan SOP konstruksi,” ujar Jay.

Menurutnya, proyek dengan nilai anggaran miliaran rupiah seharusnya dikerjakan secara lebih presisi dan akurat. Ia khawatir kelonggaran pada tahap awal dapat berdampak pada mutu bangunan secara keseluruhan.

“Anggaran proyek ini besar dan bukan proyek darurat. Kalau dari awal beton nol saja dikerjakan longgar, bagaimana publik bisa yakin kualitas jembatannya?” katanya.

Diketahui, proyek pembangunan jembatan tersebut dikerjakan oleh CV Trisula Utama dengan nilai kontrak sebesar Rp 4,07 miliar yang bersumber dari APBD Kota Tangerang Tahun Anggaran 2025. Waktu pelaksanaan proyek ditetapkan selama 65 hari kalender.

Pembangunan jembatan ini diharapkan dapat memberikan manfaat jangka panjang bagi masyarakat, mengingat infrastruktur tersebut dirancang untuk digunakan dalam puluhan tahun ke depan. Sejumlah pihak pun menekankan pentingnya ketepatan prosedur dan kualitas pekerjaan sejak tahap awal, agar hasil pembangunan benar-benar kokoh dan dapat menunjang kepentingan publik secara berkelanjutan.

(rom/bhr)

Bagikan Berita Ini
Tinggalkan Ulasan

Tinggalkan Ulasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *