Kaltara (mediapesan.com) – Ada perkembangan terbaru dalam persoalan Kerukuran Keluarga Sulawesi Selatan (KKSS) Kalimantan Utara. Apa itu?
Sejak Minggu (22/10/2023) malam lalu beredar foto Ketua KKSS Kaltara terpilih versi Musyawarah Wilayah Luar Biasa (Muswilub) Tanjung Selor Ince A Rifai menemui H Muchlis Fatahna Ketua Umum Badan Pengurus Pusat (BPP) KKSS di Jakarta. Menariknya, pertemuan itu juga dihadiri Gubernur Kaltara Zainal Paliwang. Kok Gubernur ikut pertemuan itu? Begini reaksi pendukung Brigjend Andi Sulaiman.
“Kita tahu persoalan KKSS belum selesai. Ada pihak yang masih menganggap Muswilub bermasalah. Perpecahan organisasi ini sudah di depan mata. Idealnya sebagai orang tua Zainal Paliwang tidak perlu terlibat. Apalagi jabatannya sebagai Gubernur, harus mengayomi seluruh paguyuban. Pemerintah harusnya menjadi perekat. Lebih baik prakarsai konsolidasi. Kumpulkan kami semua. Satukan lagi. Bukan malah bersama Ketua versi Muswilub bertemu BPP KKSS. Ini sangat menyakitkan bagi kami,” tegas Makmur Sekretaris KKSS Kota Tarakan.
Seperti diketahui, benih perpecahan ditubuh KKSS Kaltara telah dimulai Sabtu lalu (14/10/2023). Hari itu ada dua pertemuan besar terjadi nyaris dalam waktu bersamaan. Di Hotel Diamond Tarakan digelar Tudang Sipulung yang dipimpin Brigjen TNI Andi Sulaiman, dan di Hotel Pangeran Khar Tanjung Selor, melaksanakan Muswilub.
Tudang Sipulung menghasilkan keputusan tetap mempertahankan Andi Sulaiman sebagai Ketua KKSS Kaltara. Mereka mempertanyakan dasar hukum pergantian Andi Sulaiman dalam Muswilub. Sebenarnya, menurut Makmur, Andi Sulaiman sudah memenuhi permintaan sebagian pengurus dengan menunjuk seorang Plt. Ternyata, penunjukan Plt itu berujung digelarnya Muswilub.
“Bagaimana kami tidak bereaksi adanya Muswilub. Kita tahu KKSS itu memiliki filosofi Taro Ada Taro Gau, Sipakatau Sipakalebbi, Sipatuo Sipatokkong, Mali Siparappe, Malilu Sipakainge. Ini prinsip yang kami pegang di KKSS,’” lanjut Makmur.
Kendati mendapat protes keras, para penggagas Muswilub tetap jalan. Andi Sulaiman dianggap tidak mampu memimpin KKSS karena sudah tidak berdomisili di Kaltara. Akhirnya Muswilub memilih Ince A Rifai menjadi Ketua KKSS Kaltara yang baru.
Sejak dua pertemuan itu terjadi situasi tegang mulai menurun. Andi Sulaiman meminta Pengurus BPP jangan terburu-buru mengesahkan hasil Muswilub. Ia tidak ingin KKSS menyebabkan situasi tidak kondusif.
Ternyata, tanpa banyak diketahui publik, Ketua terpilih hasil Muswilub datang ke Jakarta menemui BPP. Tak tanggung-tanggung, Ince datang tidak sendirian. Ia didampingin Gubernur Kaltara Zainal Paliwang.
Dari foto yang beredar, tampak Gubernur dan Ince didampingi antara lain Andi Amri Ampa, Andi Lempong, H Rasyid dan beberapa pengurus lainnya. Sedangkan pengurus BPP yang menerima rombongan adalah Ketua Umum, Waketum OKK, dan Bendum BPP-KKSS.
“Kehadiran Gubernur di Pembukaan Muswilub kami masih bisa toleransi. Mungkin beliau tidak bisa mengelak undangan panitia. Tapi yang kami sayangkan, beredar foto Gubernur ikut pertemuan kubu Muswilub dengan DPP. Wajar kalau kami mencurigai beliau bagian dari skenario pendongkelan posisi Jenderal AS (Andi Sulaiman). Jujur kami kecewa,” ungkap Makmur dengan mimik kecewa.
Makmur kembali melanjutkan. Sesuai perintah Jenderal AS, warga KKSS yang masih mendukung mantan Kabinda Kaltara itu tetap tenang. Sambil menunggu sikap DPP terhadap Muswilub. Ia berharap BPP tidak mempan diintervensi.
“Mari kita jaga kondusifitas. Ini sesuai perintah Jenderal AS,’’ ujar Makmur.
Sementara itu, ketika dikonfirmasi Ketua KKSS Kota Tarakan Tajudin Tuwo mengaku tidak mengetahui pertemuan di Jakarta.
“Saya tidak tahu ada pertemuan itu. Posisi saya di Tarakan,” akunya.
Begitu pula Ince A Rifai. Sampai berita ini dirilis, pesan Whatsapps yang kami kirim masih contreng satu.