Makassar (mediapesan.com) – Menggunakan armada mobil patroli dan truk, sejumlah petugas Satpol PP didampingi aparat dari Kecamatan Biringkanaya menggelar aksi penertiban baliho, spanduk dan banner milik calon legislatif (caleg) dari berbagai partai yang terpasang di sepanjang jalan dalam wilayah Kecamatan Biringkanaya, Rabu (25/10/2023) siang lalu.
Baliho, banner dan spanduk yang merupakan alat peraga bagi para caleg dalam upaya memperkenalkan diri kepada masyarakat menjelang Pemilu 2024, dibongkar dan disita petugas karena dipandang melanggar aturan yang ditetapkan Pemerintah Kota Makassar bersama Bawaslu Kota Makassar.
Tanpa kompromi, petugas Satpol PP bersama aparat Kecamatan Biringkanaya membongkar paksa sejumlah baliho, banner dan spanduk yang terpasang di area taman (fasum) serta yang tergantung atau menempel menggunakan paku di pohon-pohon.
Namun yang mengundang sorotan dan menimbulkan pertanyaan masyarakat karena petugas hanya mengambil kayu-kayu balok yang menjadi rangka dari baliho-baliho tersebut. Sedangkan bambu-bambu yang digunakan sebagai rangka baliho, tidak diambil dan dibiarkan berserakan di lokasi.Tindakan petugas yang hanya mengambil kayu-kayu baloknya saja, sempai menimbulkan dugaan negatif dari warga setempat yang menyaksikan aksi pembongkaran itu. Bahkan di lokasi depan gerbang Perumahan Taman Telkomas sempat terjadi ketegangan dan protes keras warga sekitar.
“Kalau mau dibersihkan, jangan pilih-pilih. Kok hanya kayu-kayu balok saja yang diambil? Kenapa bambu-bambu ditinggalkan dan dibiarkan berserakan di tempat? Apakah karena kayu-kayu balok itu masih laku untuk dijual? Atau mungkin mau digunakan lagi untuk membuat rangka baliho milik caleg tertentu?” teriak seorang tokoh pemuda di Telkomas yang menyaksikan kegiatan tersebut.
Anehnya lagi, ungkap pria bertubuh tegap yang tak bersedia disebut jati dirinya, jika lokasi berbentuk segitiga di depan gerbang Perumahan Taman Telkomas dikatakan petugas sebagai taman (fasum), kok di tempat ini ada berdiri posko yang menjadi pangkalan ojek?
“Bukan hanya posko pangkalan ojek, tapi di lokasi itu berdiri pula tiang papan reklame (bilboard) yang diatasnya terpajang baliho berukuran besar milik caleg tertentu. Kenapa baliho dan tiang papan reklame tersebut tidak dibersihkan juga?” tandasnya.
Menghadapi sorotan dan pertanyaan warga setempat, seorang aparat Kecamatan Biringkanaya dan beberapa petugas Satpol PP mengaku jika mereka hanya menjalankan perintah Walikota Makassar dan Panwascam.
Sementara itu, Lurah Berua, Syahman Alhady Yusuf, S.STP ketika dikonfirmasi via pesan whatsapp menerangkan singkat, berdasarkan laporan dari tim petugas yang turun di lapangan bahwa bambu-bambu yang tidak diambil itu karena diminta oleh warga sekitar untuk membuat kandang ayam.
“Kalaupun tidak diambil oleh warga, maka nanti kami akan datang kembali untuk bersihkan,” tukasnya.