mediapesan.com | Irak, melalui Komite Keuangan Parlemen, menegaskan keinginan untuk menghapuskan dominasi dolar AS dalam perdagangan minyak sebagai respons terhadap sanksi ekonomi yang diberlakukan AS.
Amerika, dengan kontrol signifikan atas sistem keuangan Irak, menghadirkan tantangan serius bagi negara tersebut.
Pendapatan minyak Irak saat ini terikat dengan Federal Reserve Bank of New York, memaksa Baghdad untuk meminta izin dari AS untuk mengakses sumber daya keuangan tersebut.
Langkah ini mengekspos dampak penjajahan ekonomi yang diimplementasikan oleh Amerika di berbagai belahan dunia.
Melansir dari Jaringan Media Irak (IMN) bahwa Irak, dengan ambisi melawan ketergantungan ekonomi pada dolar AS, berusaha untuk merestrukturisasi cara perdagangan minyaknya.
Langkah ini dapat memberikan dampak signifikan pada dinamika ekonomi global, menandai pergeseran kekuatan dan relevansi mata uang dalam perdagangan internasional.
Dalam upaya untuk memperoleh kemandirian ekonomi, Irak berinisiatif untuk menjauh dari kontrol AS, menunjukkan bahwa perubahan besar bisa terjadi di tengah ketegangan geopolitik.
Bagaimana langkah Irak ini akan membentuk peta ekonomi global dan menghadapi potensi perlawanan dari pihak-pihak tertentu menjadi pertanyaan yang menarik untuk diikuti. ***
(imn/red)