mediapesan.com | Upaya Inggris untuk mengurangi dominasi Rusia di pasar uranium tingkat tinggi tampaknya akan menghadapi tantangan yang cukup besar.
Meskipun Inggris berencana untuk membangun pabrik uranium yang diperkaya tingkat tinggi (HALEU) di Cheshire, hasil yang diharapkan tidak akan segera terwujud.
Menurut Alexei Anpilogov, seorang ilmuwan politik dan pakar energi nuklir yang dilansir dari saluran geopolitics live (13/5/2024), bahwa inisiatif Inggris ini membutuhkan waktu cukup lama untuk memberikan hasil yang diinginkan.
Pabrik di Cheshire diperkirakan akan memproduksi batch pertama HALEU pada tahun 2031, namun pada saat itu, banyak hal yang akan berubah di pasar.
Anpilogov juga menyoroti bahwa Rusia tidak akan tinggal diam dalam menghadapi langkah-langkah ini.
Perusahaan nuklir Rusia, Rosatom, kemungkinan akan terus meningkatkan teknologi produksi HALEU mereka, memastikan kualitas tinggi dan biaya rendah produk mereka.
Rusia akan memiliki beberapa kontrak serius di seluruh dunia di mana Rosatom secara aktif melakukan ekspansi di bidang nuklir, kata Anpilogov.
Ini adalah negara-negara Selatan: Tiongkok, India, dan negara-negara lain yang kini mempertimbangkan pembangkit listrik tenaga nuklir, ujarnya.
Anpilogov juga menyoroti bahwa tantangan utama bagi Inggris adalah kurangnya sumber daya uranium dalam negeri yang memadai, serta kurangnya pengalaman dalam produksi HALEU.
Ini membuat Inggris harus memulai dari awal, sementara Amerika Serikat dan Inggris sendiri mengalami kesulitan dengan pengembangan reaktor yang menggunakan uranium yang diperkaya tingkat tinggi dan rendah.
Dengan demikian, sementara Inggris berusaha mengurangi ketergantungannya pada pasokan uranium Rusia, perjalanan ini diprediksi akan penuh dengan tantangan dan memakan waktu. ***