BSKDN Kemendagri Pacu Daerah Tingkatkan Inovasi Pengelolaan Karbon Biru

Reporter Burung Hantu
Ekosistem karbon biru (atas ke bawah): mangrove, rawa pasang surut, dan padang lamun. Sumber: Howard et al. 2017. Foto dari atas ke bawah © Rachel Docherty / Flickr Creative Commons, Trond Larsen, Miguel Angel Mateo.

Labuan Bajo (mediapesan.com) – Badan Strategi Kebijkan Dalam Negeri (BSKDN) Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) memacu daerah agar meningkatkan inovasi pengelolaan karbon biru.

Hal itu disampaikan Plh. Kepala Pusat Strategi Kebijakan Pembangunan, Keuangan Daerah dan Desa BSKDN Abas Supriyadi saat mewakili Kepala BSKDN Yusharto Huntoyungo menghadiri Indonesia National Blue Carbon Workshop yang diselenggarakan oleh Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN/Bappenas) di Sudamala Resort, Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur tempo lalu.

Abas mengungkapkan, sebagai negara kepulauan dengan area laut mencakup 62 persen dari total wilayah, Indonesia memiliki potensi laut yang luas sebagai penghasil karbon biru yang cukup besar. Untuk itu, Abas mengimbau agar daerah mulai memetakan potensi karbon biru yang dimiliki dan mengoptimalkan pengelolaannya dengan inovasi-inovasi terbaru.

- Iklan Google -

“Laut atau potensi penghasil karbon biru lainnya harus dijaga sebaik mungkin, pengelolaannya harus berpegang pada kelestarian lingkungan sehingga dapat dimanfaatkan untuk mengendalikan krisis sesuai dengan yang dicita-citakan selama ini,” jelas Abas.

Diketahui, karbon biru mengacu pada karbon yang diserap, disimpan, dan dilepaskan oleh ekosistem pesisir dan laut. Ekosistem karbon biru pesisir (misalnya, bakau, rawa asin, dan lamun) memainkan peran penting dalam penyerapan dan penyimpanan karbon jangka panjang, sehingga membantu mengurangi dampak perubahan iklim.

Sementara itu, Direktur Kelautan dan Perikanan Bappenas Moh. Rahmat Mulianda mengatakan, Indonesia telah bekerja sama menjalankan program karbon biru dengan Australia sejak 2019.

Baca Juga:  PPWI dan LSP Pers Indonesia Teken MoU di Kantor DPD RI

Kerja sama ini melahirkan berbagai kegiatan meliputi National Blue Karbon Workshop, Program Coordination Meeting, Hingh-Levely Policy Dialogue, Blue Carbon Foundations Course, dan Train The Trainer.Blue Carbon Workshop di Labuan BajoDia menambahkan, program-program tersebut mendorong adanya sinergi dan koordinasi antara pemerintah, pemimpin politik, kelompok masyarakat, dan komunitas untuk membangun pemahaman dan ketertarikan pada karbon biru.

Jasa Pembuatan Website Berita
Jasa Website Jogja

Pengelolaan karbon biru tersebut bahkan telah diangkat sebagai program prioritas nasional yang tercantum dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) Tahun 2020-2024.

Pengelolaan karbon biru ini sangat urgent mengingat perubahan iklim hari-hari ini yang kian masif dan cepat, sehingga perlu dilakukan upaya-upaya untuk mengoptimalkan potensi ekosistem karbon biru sebagai bentuk mitigasi terhadap perubahan iklim.

“Kami berharap workshop ini dapat memberikan ide-ide inisiatif untuk mengidentifikasi dan memetakan potensi karbon biru dan mengoptimalkan pengelolaannya,” pungkasnya.

- Iklan Google -
(sp/red)

Bagikan Berita Ini
Tinggalkan Ulasan

Tinggalkan Ulasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *