Penyalahgunaan AI oleh Israel dalam Konflik Gaza 2024: Ancaman Terhadap Kebebasan Pers

Reporter Burung Hantu
Israel telah menggunakan Artificial Intelligence (AI) untuk mengidentifikasi selama konflik di Gaza. (@qudsnnews)

mediapesan.com | Israel telah dikritik karena menggunakan kecerdasan buatan (AI) untuk mengidentifikasi dan membunuh jurnalis Palestina selama konflik di Gaza, (25/1/2024).

Meskipun 9 persen dari jurnalis di wilayah tersebut telah menjadi martir selama 108 hari perang, laporan menyoroti bagaimana teknologi canggih yang digunakan untuk tujuan kontroversial.

Penyalahgunaan kecerdasan buatan oleh Israel untuk membunuh jurnalis. Meskipun 9 persen jurnalis Gaza telah menjadi martir selama 108 hari perang, laporan telah diterbitkan tentang penggunaan kecerdasan buatan oleh Israel untuk mengidentifikasi dan membunuh jurnalis Palestina, tulis @palestinepost dikutip dari @qudsnnews.

Ilustrasi Logo Press

- Iklan Google -

Penggunaan AI oleh Israel dalam konflik ini menciptakan ketegangan baru terkait etika dan kebebasan pers.

Kemampuan sistem AI untuk mengidentifikasi dan menargetkan individu dengan presisi tinggi dapat mengakibatkan konsekuensi serius terhadap kebebasan pers dan hak asasi manusia.

Salah satu aspek yang mencolok adalah bagaimana teknologi ini dapat memberikan keuntungan bagi pihak yang memiliki kekuatan militer lebih besar.

Jasa Pembuatan Website Berita
Jasa Website Jogja

Israel menggunakan kecerdasan buatan untuk mengumpulkan dan menganalisis data secara masif, memberikan mereka keunggulan dalam mengidentifikasi jurnalis yang dianggap sebagai ancaman atau target.

Jurnalis Gaza Menjadi Korban dalam Konflik Gaza

Dampaknya terasa nyata dengan meningkatnya jumlah jurnalis Palestina yang menjadi korban, memunculkan pertanyaan kritis tentang batas penggunaan teknologi dalam konflik bersenjata.

- Iklan Google -

Banyak jurnalis melaporkan menerima panggilan telepon dan pesan dari pejabat pasukan Israel yang sering kali disertai dengan penargetan keluarga mereka. Israel memaksakan strategi dalam menargetkan jurnalis Gaza termasuk mengeluarkan ancaman pada awalnya diikuti dengan penargetan langsung, ungkap jurnalis Gaza, Belalkhaled dilansir dari @qudsnnews.

Kritikus menegaskan, penggunaan AI harus diatur secara ketat agar tidak disalahgunakan untuk tujuan yang melanggar hak asasi manusia.

Baca Juga:  LSP Universitas IPWIJA Laksanakan Sertifikasi Kompetensi Kerja bagi Mahasiswa 

Internasional perlu berperan aktif dalam menilai dan mengawasi situasi ini untuk mencegah penyalahgunaan lebih lanjut.

Perlu ada panggilan bersama untuk mengevaluasi standar etika dalam penggunaan kecerdasan buatan selama konflik bersenjata dan memastikan perlindungan terhadap kebebasan pers.

Dengan adanya laporan tentang penyalahgunaan kecerdasan buatan oleh Israel, masyarakat internasional harus mempertanyakan dampaknya terhadap perdamaian dan keadilan di kawasan tersebut.

Upaya bersama perlu dilakukan untuk mendorong transparansi dan akuntabilitas dalam penggunaan teknologi canggih ini agar dapat menjaga nilai-nilai demokrasi dan hak asasi manusia. ***

(qudsnnews/palestinepost/red)

Bagikan Berita Ini
Tinggalkan Ulasan

Tinggalkan Ulasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *