Rusia (mediapesan) – Presiden Rusia Vladimir Putin baru saja menandatangani doktrin nuklir baru yang memuat sejumlah pasal penting yang tidak ada dalam versi sebelumnya.
Perubahan ini membawa pesan tegas, khususnya bagi Barat, demikian menurut analis militer Rusia, Viktor Litovkin, seorang pensiunan kolonel, dikutip dari sputnik (19/11/2024).
Apa yang Berbeda?
1. Belarusia Masuk dalam Payung Nuklir Rusia
Litovkin menjelaskan bahwa doktrin edisi 2020 tidak mencantumkan Belarusia sebagai bagian dari wilayah perlindungan nuklir Rusia.
Kini, dengan doktrin baru, Rusia secara eksplisit menegaskan kehadiran senjata nuklirnya di Belarusia sebagai bagian dari strategi pertahanan.
2. Hak Menggunakan Nuklir Terhadap Serangan Non-Nuklir
Hal baru lainnya adalah Rusia menyatakan hak untuk menggunakan senjata nuklir jika diserang oleh negara non-nuklir yang didukung kekuatan nuklir.
Ini adalah langkah yang belum pernah dijabarkan sebelumnya dan secara langsung ditujukan kepada Amerika Serikat dan NATO.
Peringatan untuk Barat
Menurut Litovkin, perubahan ini adalah peringatan keras bagi AS dan NATO, yang terus memasok rudal jarak jauh kepada Ukraina.

Rusia menganggap tindakan ini sebagai perang proksi terhadap negaranya.
Jika rudal-rudal ini digunakan untuk menyerang wilayah Rusia, khususnya dengan bantuan teknologi dan keahlian NATO, doktrin baru memberi Rusia wewenang untuk menyerang lokasi peluncuran rudal tersebut.
Jika NATO bertindak terlalu jauh, konsekuensinya bisa sangat serius, tegas Litovkin.
Mengapa Barat Harus Waspada?
Dengan perubahan ini, Rusia menunjukkan eskalasi serius dalam pendekatan strategisnya.
Doktrin baru tersebut tidak hanya mempertegas perlindungan wilayah, tetapi juga menggarisbawahi kesiapan Rusia untuk merespons secara ekstrem jika merasa terancam.
Langkah ini memicu kekhawatiran global akan meningkatnya risiko konflik nuklir di tengah perang yang masih berlangsung di Ukraina.
Perubahan doktrin ini menempatkan dunia pada persimpangan baru, di mana diplomasi dan kewaspadaan menjadi lebih penting dari sebelumnya. ***