Mediapesan | Jakarta – Asosiasi Pengusaha Teknologi Informasi dan Komunikasi Nasional (APTIKNAS) memberikan apresiasi tinggi kepada PAM JAYA atas peluncuran program Pendidikan dan Pelatihan (Diklat) serta Sertifikasi Kompetensi Future Skills bagi penyandang disabilitas di DKI Jakarta.
Program yang digelar di CMC Cybermedia Center pada 20 Oktober 2025 ini dinilai sebagai langkah nyata menuju kesetaraan kesempatan di era digital.
Program ini menjadi hasil kolaborasi antara PAM JAYA sebagai BUMD, LKP CMC Cybermedia Center, serta LSP SDM-TIK di bawah ekosistem APTIKNAS.
Fokusnya adalah membekali peserta dengan keterampilan digital seperti voice over, digital marketing, AI graphic design, AI multimedia, dan video editing — kompetensi yang relevan dengan kebutuhan masa depan.
Lya Arief, penggagas utama program, menyebut kegiatan ini sebagai bentuk komitmen jangka panjang untuk membuka akses teknologi bagi komunitas disabilitas.
Ini bukan sekadar pelatihan, tapi langkah strategis membuka jalan bagi talenta potensial dari komunitas disabilitas. Masih akan ada pertemuan-pertemuan lanjutan sebagai bagian dari komitmen kami, ujar Lya di hadapan peserta dan undangan.
Ketua Umum APTIKNAS, Ir. Soegiharto Santoso, S.H., yang akrab disapa Hoky, menilai program ini melampaui aktivitas tanggung jawab sosial perusahaan (CSR).
Kolaborasi segitiga antara PAM JAYA, LKP CMC, dan LSP SDM-TIK ini adalah resep utama mencetak talenta yang tidak hanya terampil, tapi juga tersertifikasi dan siap kerja, tegasnya.
Apresiasi juga datang dari keluarga peserta. Eva Kustanti, ibu dari anak kembar difabel tuna netra Rizqi dan Rifqi Fanura, menyampaikan rasa terima kasihnya.
- Iklan Google -
Program ini memberi kesempatan berharga untuk belajar dan berkembang. Kami berharap peluang serupa terus dibuka, terutama agar penyandang disabilitas bisa diberdayakan di dunia kerja, ujarnya haru.
Dari sisi pelaksana, Dewan Pembina Cyber Media Net, Maria Ellen Fransisca Y, yang juga menjadi salah satu trainer, menilai semangat para peserta sebagai inspirasi.
Teman-teman melakukan hal-hal luar biasa. Setelah pelatihan, akan ada tes khusus, dan yang berbakat berpeluang menjadi customer care di PAM JAYA, tutur Ellen.
Perwakilan PAM JAYA, Rani Santi, menegaskan bahwa program bertajuk “Difabel Empowered PAMJAYA” ini bukan sekadar pelatihan, melainkan “akar nyata menuju kemandirian dan kesetaraan.”
Peserta yang menunjukkan bakat dan profesionalisme akan kami pertimbangkan untuk bergabung sebagai tenaga contact center difabel PAM JAYA, katanya.
Seluruh peserta nantinya akan mengikuti uji kompetensi resmi dari LSP SDM-TIK.
Peserta yang lolos akan menerima sertifikat dari Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP).
Menutup sambutannya, Hoky menekankan pentingnya inklusivitas digital sebagai fondasi kemajuan bangsa.
Memberikan kesempatan yang sama bagi penyandang disabilitas untuk menguasai teknologi seperti kecerdasan artifisial adalah wujud nyata pembangunan SDM yang berkeadilan, ujarnya.
Langkah PAM JAYA dan APTIKNAS ini menjadi contoh konkret bagaimana dunia usaha dan lembaga pendidikan dapat bersinergi menciptakan ruang inklusif bagi seluruh warga tanpa terkecuali — selaras dengan semangat Kompas, jernih melihat dunia.





