Washington, DC (mediapesan) – Amerika Serikat (AS) dilaporkan telah menghentikan berbagi informasi intelijen dengan Ukraina terkait serangan jarak jauh ke wilayah Rusia.
Langkah ini disebut sebagai upaya untuk mencegah Kiev melancarkan serangan lebih dalam ke wilayah Rusia, demikian laporan yang dilansir dari Sky News pada Rabu (5/3/2025).
Menurut sumber yang dikutip oleh Sky News, kebijakan ini mulai berlaku setelah Ukraina menerima rudal jarak jauh ATACMS (Army Tactical Missile System) dari Washington.
AS khawatir bahwa penggunaan rudal ini terhadap target di dalam wilayah Rusia dapat meningkatkan eskalasi konflik dan menyeret Washington lebih jauh dalam perang.
Seorang pejabat pertahanan AS yang tidak disebutkan namanya mengatakan bahwa, pembatasan berbagi intelijen ini bertujuan untuk menjaga kendali atas penggunaan senjata yang telah dikirim ke Ukraina.
Kami tidak ingin informasi kami digunakan untuk menyerang wilayah Rusia secara langsung, kata sumber tersebut.
Keputusan ini menandai perubahan kebijakan yang signifikan.
Sebelumnya, AS secara aktif membantu Ukraina dengan intelijen untuk menargetkan pasukan Rusia di medan perang, termasuk serangan terhadap logistik dan pusat komando di wilayah pendudukan.
Namun, kini Washington tampaknya berupaya membatasi eskalasi dengan Moskow, terutama setelah meningkatnya ancaman terhadap infrastruktur kritis di Rusia akibat serangan drone dan rudal Ukraina.
Ukraina sendiri belum memberikan tanggapan resmi terkait kebijakan baru ini.
Namun, beberapa analis militer menilai bahwa keputusan AS dapat berdampak pada strategi perang Kiev, terutama dalam upaya melemahkan pasokan militer Rusia yang berbasis jauh di belakang garis depan.
Di sisi lain, Rusia telah berulang kali memperingatkan bahwa dukungan militer AS terhadap Ukraina, termasuk pengiriman rudal jarak jauh, dapat memicu respons yang lebih agresif dari Moskow.
Juru bicara Kremlin, Dmitry Peskov, sebelumnya menyatakan bahwa keterlibatan Barat dalam konflik ini hanya akan memperpanjang perang dan meningkatkan risiko konfrontasi langsung dengan Rusia.
Penghentian berbagi intelijen ini bisa menjadi indikasi bahwa AS ingin menghindari provokasi lebih lanjut terhadap Rusia.
Namun, pertanyaannya kini adalah bagaimana Ukraina akan menyesuaikan strateginya di tengah keterbatasan informasi yang kini mereka hadapi.