Dari Gas ke Padi Biosalin: PGN dan Jurus “Hijau” di Tengah Bisnis Energi

Reporter Burung Hantu
Dari lahan asin jadi panen padi: Hasil panen padi dari program Padi Biosalin di pesisir Jawa Tengah. Inisiatif ini memungkinkan lahan dengan kadar garam tinggi tetap produktif. 

Jakarta | Mediapesan – Gas bukan sekadar urusan pipa, angka produksi, atau laporan laba rugi.

Bagi PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGN), anak usaha Pertamina, gas bumi justru jadi pintu masuk untuk mengajukan diri sebagai “tetangga baik” di sekitar area operasional mereka.

Caranya? Dengan membalut bisnis yang penuh tekanan pasar dengan jargon good corporate governance alias tata kelola yang baik, sembari meracik sejumlah program sosial dan lingkungan.

- Iklan Google -
Mediapesan.com terdaftar di LPSE dan E-Katalog Klik gambar untuk melihat Katalog kami.

Keberhasilan PGN tidak hanya terukur dari sisi bisnis, tetapi juga dari bagaimana keberadaan PGN mampu membangun hubungan yang harmonis dengan lingkungan sekitar, kata Corporate Secretary PGN, Fajriyah Usman, dalam keterangan resminya.

Pernyataan itu tak berhenti sebagai kalimat klise. PGN mengklaim menyalurkan perhatian mereka lewat berbagai program.

IMG 20250929 WA0497

Jasa Pembuatan Website Berita
Jasa Website Jogja

Salah satu yang paling “instagramable” adalah Festival Suadesa 2025 di Karangrejo, Borobudur.

Bukan sekadar festival, acara ini ikut menggeliatkan ekonomi warga sekitar dengan melibatkan 40 UMKM—mulai dari kuliner sampai homestay.

Ada pula program Padi Biosalin di pesisir utara Jawa Tengah.

- Iklan Google -

Di area yang tanahnya cenderung asin, PGN bersama BRIN, Pemda Semarang, dan Jepara mengembangkan riset pertanian agar petani tetap bisa panen.

Program ini jadi semacam bukti bahwa gas bisa menyentuh sawah—meski hanya lewat jalur CSR.

Screenshot 20250929 140315 ChatGPT
infografis | mediapesan

Di Sumatera Selatan, PGN hadir lewat program Sister Dewa yang berfokus pada petani karet Desa Pagar Dewa.

IMG 20250929 WA0496

Mereka tak hanya bicara soal harga jual, tetapi juga mendampingi pembuatan pupuk organik, pembentukan koperasi, hingga bank sampah.

Belum selesai. Ada agenda lain: coastal clean up di Hari Lingkungan Hidup Sedunia, sinergi dengan KLH di Sungai Ciliwung, hingga rehabilitasi mangrove yang bahkan bertransformasi jadi ekowisata di Gresik.

Baca Juga:  Tim Penjinak Bom Amankan Lokasi Jelang Perayaan HUT ke-61 Sulawesi Tenggara

IMG 20250929 WA0498

Semua ini dibungkus sebagai komitmen keberlanjutan perusahaan.

Yang kami lakukan harus memberikan manfaat nyata. Selain mendorong kemandirian ekonomi, kami juga mengajak masyarakat peduli pada kelestarian lingkungan, ujar Fajriyah.

Tentu, publik boleh saja mengajukan pertanyaan lanjutan: seberapa jauh program ini akan berkelanjutan tanpa ketergantungan pada dana CSR? Apakah benar mampu mengimbangi dampak lingkungan dari bisnis energi fosil yang tetap dijalankan PGN?

Namun, bagi PGN, narasi keberlanjutan tampaknya sudah menjadi strategi reputasi.

Kalau bisnis gas bumi harus terus berjalan, maka cerita soal petani karet, padi biosalin, hingga festival UMKM akan terus menemani.

(sh/red)

Bagikan Berita Ini
Tinggalkan Ulasan

Tinggalkan Ulasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *