Kadispora Sulsel Buka Suara soal Polemik Pasar GOR Sudiang

Reporter Burung Hantu
Kawasan GOR Sudiang, Makassar.

Makassar | MEDIAPESAN – Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga (Kadispora) Provinsi Sulawesi Selatan, H. Suherman, S.E., M.M., akhirnya angkat bicara menanggapi sorotan publik terkait pengelolaan pasar pagi dan malam di kawasan GOR Sudiang, Makassar.

Dalam keterangannya, Suherman menegaskan bahwa pengelolaan pasar tersebut sah berada di bawah Unit Pelaksana Teknis (UPT) Dispora berdasarkan Surat Keputusan Kepala Dinas.

Total ada 129 stand pedagang malam dan 548 stand pedagang pagi yang terdata, ujar Suherman, Senin pekan ini.

- Iklan Google -

Pasar malam dioperasikan mulai pukul 17.00 hingga 23.00 WITA, sementara pasar pagi berjalan sejak subuh hingga sekitar pukul 10.00 atau 11.00 WITA.

Suherman juga membeberkan realisasi Pendapatan Asli Daerah (PAD) dari sektor tersebut.

Dari target PAD Dispora tahun 2025 sebesar Rp680 juta, per pertengahan tahun ini baru terealisasi sekitar Rp330 juta atau 48 persen.

Jasa Pembuatan Website Berita
Jasa Website Jogja

Sumber pendapatan berasal dari sewa lapak, parkir, hingga pemanfaatan lahan untuk kegiatan lainnya.

Rencana Relokasi Masih Wacana

Menyoal isu relokasi pedagang yang sempat menjadi perbincangan publik, Suherman memastikan belum ada keputusan resmi.

Ia menyebut bahwa relokasi masih dalam tahap diskusi dan belum masuk pada ranah kebijakan.

- Iklan Google -

Memang saya pernah menyebut soal relokasi, tapi itu baru wacana. Belum ada keputusan apa pun. Nanti kami akan duduk bersama dengan para pedagang, aktivis sosial, dan media untuk mencari solusi terbaik, ujarnya.

Suherman juga menggarisbawahi pentingnya mengembalikan fungsi utama kawasan GOR Sudiang sebagai pusat olahraga.

Baca Juga:  L-KONTAK Desak Kejati Sulsel Serius Usut Dugaan Korupsi Penambangan di Wajo

Menurutnya, kawasan seluas 74 hektare milik Pemprov Sulsel itu terlalu strategis jika tidak dimanfaatkan sebagaimana rencana awal.

Saya ingin kita bangun stadion baru di sini. Saya butuh dukungan publik, pengawasan dari aktivis, dan kolaborasi semua pihak. Ini bukan proyek pribadi, ini untuk masyarakat Sulawesi Selatan, katanya.

Soal Kemacetan dan Koordinasi Lintas Otoritas

Menanggapi keluhan soal kemacetan yang sering terjadi di sekitar GOR saat pasar berlangsung, Suherman menyebut perlunya koordinasi lintas institusi.

Ia menjelaskan bahwa sebagian lahan di luar pagar GOR berada dalam wilayah administratif Kota Makassar.

Kalau kemacetan terjadi di luar pagar, itu ranahnya Pemkot. Tapi kami tetap akan bantu koordinasi agar penataan lebih baik, ucapnya.

Ajak Sinergi dan Transparansi

Suherman menutup keterangannya dengan ajakan terbuka kepada semua pihak untuk mengawal proses pembenahan GOR Sudiang.

Ia mengakui bahwa merombak sistem yang telah berjalan selama bertahun-tahun tidak mudah, namun merupakan tanggung jawab moral dan struktural yang ia emban.

Saya tidak bisa kerja sendiri. Kalau ada pelanggaran atau persoalan teknis, ayo kita bahas dan selesaikan bersama. Ini untuk kepentingan bersama, pungkasnya.

(r35)

Bagikan Berita Ini
Tinggalkan Ulasan

Tinggalkan Ulasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *