MEDIAPESAN, Palopo – Puluhan mahasiswa yang tergabung dalam Forum Peduli Hukum (FPH) menggelar aksi unjuk rasa pada Jumat dini hari di depan Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas IIA Palopo, Sulawesi Selatan, menuntut transparansi dan menyoroti dugaan kejahatan struktural di lingkungan pemasyarakatan.
Dalam orasi mereka, para mahasiswa menyampaikan kekhawatiran atas dugaan praktik ilegal di dalam lapas dan menuduh pihak pengelola lalai dalam menjalankan fungsi pengawasan.
Mereka meminta Kepala Lapas tidak menutup mata terhadap persoalan yang dinilai melemahkan integritas lembaga hukum.
Setelah berunjuk rasa, para mahasiswa berdialog langsung dengan Kepala Lapas Palopo, Erwan Prasetyo.
Dalam diskusi yang berlangsung terbuka namun berlangsung alot, mereka mendesak adanya pembenahan sistemik dan peningkatan akuntabilitas.
Kami tidak akan tinggal diam. Penegakan hukum harus diawasi agar keadilan tidak hanya menjadi slogan, kata Ketua FPH, seraya mengumumkan rencana aksi lanjutan di Kantor Wilayah Kemenkumham Sulsel.
Pihak Lapas melalui pernyataan tertulis menyampaikan apresiasi atas kepedulian mahasiswa dan menegaskan komitmen terhadap prinsip keterbukaan serta kebijakan zero tolerance terhadap pelanggaran.
Setiap dugaan aktivitas ilegal harus diverifikasi dan tidak dapat disimpulkan secara sepihak, tulis Humas Lapas, seraya menambahkan bahwa pembenahan telah dilakukan, termasuk peningkatan pengawasan berbasis teknologi dan penyediaan Wartel Khusus Pemasyarakatan (Wartelpas) sebagai pengganti alat komunikasi pribadi.
Meski terdapat perbedaan pandangan, baik mahasiswa maupun pihak Lapas sepakat bahwa sinergi antara masyarakat sipil dan institusi negara merupakan kunci terciptanya sistem pemasyarakatan yang adil dan bersih.