Makan Gratis, Masalah Ikut Disajikan

Reporter Burung Hantu
Presiden Prabowo Subianto memberikan keterangan pers terkait evaluasi Program Makan Bergizi Gratis, didampingi sejumlah menteri dan pejabat negara.

Jakarta | MediapesanProgram Makan Bergizi Gratis (MBG) yang menjadi andalan pemerintahan Presiden Prabowo Subianto kembali disorot.

Bukan soal jumlah penerima manfaat yang sudah menembus 31 juta anak lewat 9.615 Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG), melainkan munculnya kejadian luar biasa (KLB) di sejumlah dapur baru yang ikut melayani program ini.

Kepala Badan Gizi Nasional (BGN), Dadan Hindayana, melaporkan pada Sabtu (27/9) bahwa mayoritas insiden terjadi di SPPG yang baru beroperasi.

Penyebabnya beragam: keterbatasan jam terbang tenaga pengelola, bahan baku yang kurang terjaga, kualitas air yang tidak konsisten, hingga pelanggaran Standar Operasional Prosedur (SOP).

- Iklan Google -
Mediapesan.com terdaftar di LPSE dan E-Katalog Klik gambar untuk melihat Katalog kami.

Presiden Prabowo merespons dengan nada prihatin.

Ia menegaskan perlunya tata kelola yang lebih ketat, termasuk menyiapkan koki terlatih, rapid test makanan di setiap dapur, sterilisasi food tray, pemasangan filter air, hingga CCTV yang terhubung langsung ke pusat.

Keselamatan anak tidak bisa ditawar, tegasnya.

Jasa Pembuatan Website Berita
Jasa Website Jogja

Usai rapat koordinasi penanggulangan KLB, Menko Bidang Pangan Zulkifli Hasan menegaskan bahwa pemerintah menaruh perhatian penuh pada persoalan ini.

Ia menyebut sejumlah langkah korektif: penutupan sementara SPPG bermasalah, peningkatan kedisiplinan juru masak, perbaikan sanitasi, kewajiban sterilisasi peralatan, hingga penggunaan air bersih.

Semua dapur juga diwajibkan mengantongi Sertifikat Laik Higienis dan Sanitasi (SLHS).

- Iklan Google -

Kementerian Kesehatan juga dilibatkan dengan mengoptimalkan peran Puskesmas dan Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) untuk memantau dapur MBG secara rutin.

Pemerintah berjanji semua langkah ini dilakukan terbuka agar publik yakin makanan yang disajikan benar-benar aman.

Baca Juga:  Pemuda Katolik Sulsel Gelar Muskomda 2025, Kukuhkan Regenerasi dan Semangat Kebangsaan

Namun, pertanyaan tak terhindarkan: bagaimana sebuah program yang dimaksudkan untuk memperkuat generasi penerus justru sempat jatuh pada masalah dasar, yakni higienitas dapur?

Makan memang gratis, tapi risikonya jelas tak gratis—dan kini, program gizi nasional sedang diuji oleh dapurnya sendiri.

(*/red)

Bagikan Berita Ini
Tinggalkan Ulasan

Tinggalkan Ulasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *