Maros, 24 Juni (MEDIAPESAN) – Balai Pengelola Kereta Api Sulawesi Selatan (BPKASS) menyatakan tengah melakukan penyelidikan internal terkait video yang viral di media sosial, yang menunjukkan insiden pelayanan terhadap penumpang di Stasiun Mandai, Kabupaten Maros, pada perjalanan Kereta Api Lontara tanggal 22 Juni 2025.
Dalam pernyataan resmi yang dirilis Selasa, BPKASS menyampaikan penyesalan atas ketidaknyamanan yang dialami penumpang dan menegaskan bahwa keselamatan, kenyamanan, dan keramahan layanan merupakan prioritas utama dalam operasional kereta api di wilayah tersebut.
BPKASS mengungkapkan bahwa petugas yang terlibat dalam insiden merupakan karyawan dari PT Angkasa Pura Suport (APS), yang bertugas sebagai bagian dari tim pendukung layanan di stasiun.
Pihaknya menyebut sedang melakukan evaluasi menyeluruh atas kronologi kejadian, prosedur pelayanan, serta potensi pelanggaran etika kerja oleh petugas bersangkutan.
Sebagai tindak lanjut, BPKASS meminta APS untuk segera mengambil langkah korektif berupa pembinaan langsung, sanksi internal jika diperlukan, serta pelatihan ulang bagi seluruh personel yang bertugas, dengan fokus pada pelayanan prima dan sikap ramah kepada penumpang.
Evaluasi terhadap sistem boarding dan pemeriksaan penumpang di seluruh stasiun juga tengah berlangsung, guna menjamin pelayanan yang adil, tertib, dan sesuai standar keselamatan.
BPKASS turut mengimbau seluruh pengguna jasa untuk mematuhi ketentuan perjalanan, termasuk syarat usia anak yang wajib bertiket, demi keselamatan dan kelancaran bersama.
Kami menghargai perhatian serta masukan dari masyarakat, yang menjadi bagian penting dari upaya peningkatan layanan transportasi publik yang inklusif dan berkualitas, kata Deby Hospital, Kepala Balai Pengelola Kereta Api Sulawesi Selatan, dalam pernyataannya.
Video insiden tersebut telah menarik perhatian luas di media sosial, dan memicu diskusi publik terkait kualitas layanan di jaringan kereta api Sulawesi yang sedang berkembang.