PGN Saka dan Jalan Baru Pemberdayaan Desa: Dari Kampung Bandeng hingga Koperasi Merah Putih

Reporter Burung Hantu
Pemberdayaan ekonomi pesisir Gresik dukung koperasi desa merah putih.

Gresik, Jawa Timur | Mediapesan – Di pesisir utara Jawa, Desa Pangkahwetan, Kecamatan Ujungpangkah, perlahan menjelma jadi contoh kecil bagaimana inisiatif pemberdayaan bisa menumbuhkan ekosistem ekonomi desa. Perubahan ini tidak datang begitu saja.

Ada tangan perusahaan energi milik negara, PT Saka Energi Indonesia (PGN Saka), yang ikut mendorong lahirnya unit-unit usaha perempuan pesisir.

PGN Saka, bagian dari Subholding Gas Pertamina, memilih jalur community development sebagai strategi membangun relasi dengan warga sekitar operasi migasnya.

- Iklan Google -
Mediapesan.com terdaftar di LPSE dan E-Katalog Klik gambar untuk melihat Katalog kami.

Program Pengembangan Masyarakat (PPM) yang mereka jalankan fokus pada pemberdayaan perempuan, lewat pembentukan kelompok pengolah dan pemasar hasil perikanan—atau yang dikenal sebagai POKLAHSAR.

Di Desa Pangkahwetan, dua kelompok POKLAHSAR, Mekar Sari dan D’Krobyokan, berdiri di bawah payung Badan Usaha Milik Desa (BUMDes).

Keduanya mengolah hasil tangkapan laut menjadi produk siap jual, dari olahan bandeng hingga camilan keripik pisang.

Jasa Pembuatan Website Berita
Jasa Website Jogja

Produk-produk ini kemudian dipasarkan lewat PeWe Mart, kios desa yang sekaligus menopang keberadaan Koperasi Desa Merah Putih (KDMP).

Eksekusi di Desa

Koperasi Desa/Kelurahan Merah Putih sendiri bukan sekadar inisiatif lokal.

Peluncurannya digelar pada Hari Koperasi Nasional sebagai penanda skala nasional dari inisiatif ekonomi kerakyatan ini.

- Iklan Google -

PGN Saka memilih untuk masuk ke jalur ini—mendorong KDMP di Pangkahwetan—sebagai bagian dari program tanggung jawab sosialnya.

IMG 20250928 WA0351 scaled

Bagi perusahaan, pemberdayaan perempuan dianggap kunci karena peran mereka yang dominan dalam menopang ekonomi keluarga pesisir.

Pemberdayaan masyarakat, khususnya perempuan, menjadi kunci dalam mendorong kemandirian ekonomi desa, kata Purwanto Nugroho, Stakeholder Relations Manager PGN Saka.

Dari CSR ke Identitas Desa

Dukungan yang diberikan perusahaan tak berhenti pada pelatihan teknis.

Baca Juga:  Perlawanan Palestina Terus Hadapi Pasukan Pendudukan Israel pada Hari ke-232

Mereka juga membiayai pengadaan kemasan produk, peralatan produksi, hingga pendampingan pemasaran.

Hasilnya, Desa Pangkahwetan kini punya identitas baru: “Kampung Bandeng.”

Reputasi ini bahkan mendapat legitimasi formal ketika desa meraih Nawakarsa Award 2024 sebagai desa terbaik atas keberhasilan program pengembangan masyarakat.

Dalam konteks yang lebih luas, Pangkahwetan memperlihatkan bagaimana relasi antara korporasi, pemerintah daerah, dan warga desa bisa bersinergi.

Bupati Gresik bersama jajaran Forkopimda hadir dalam peluncuran KDMP Juli lalu—menegaskan bahwa model pemberdayaan ini bukan sekadar “CSR kosmetik,” melainkan bagian dari strategi pembangunan daerah.

Potret Model Pemberdayaan

Jika ditarik ke belakang, model seperti ini sering dipuji sekaligus dikritik.

Di satu sisi, kolaborasi antara BUMDes dan perusahaan memberi akses modal, jaringan, hingga legitimasi.

Di sisi lain, ada kekhawatiran soal keberlanjutan: apakah usaha desa bisa tetap tumbuh ketika dukungan perusahaan berhenti?

Untuk sementara, Desa Pangkahwetan tampak berhasil memanfaatkan momentum.

KDMP berjalan, unit usaha perempuan berkembang, dan koperasi desa tumbuh sebagai institusi ekonomi berbasis gotong royong.

Di tengah wacana besar tentang kemandirian energi dan ekonomi nasional, kisah di pesisir Gresik ini memperlihatkan wajah lain dari transformasi desa: pembangunan yang dimulai dari dapur ibu-ibu pengolah bandeng, lalu merambat menjadi identitas ekonomi baru.

(*/red)

Bagikan Berita Ini
Tinggalkan Ulasan

Tinggalkan Ulasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *