Tel Aviv, Israel (MEDIAPESAN) – Polisi Israel terlihat memeriksa identitas sejumlah jurnalis asing di pusat kota Tel Aviv pada Sabtu (21/6), menyusul perintah dari Menteri Keamanan Nasional Itamar Ben-Gvir untuk membatasi aktivitas Al Jazeera di negara itu.
Langkah ini diambil di tengah meningkatnya ketegangan setelah serangan rudal yang dilaporkan diluncurkan Iran awal pekan ini.
Otoritas menyatakan bahwa pembatasan tersebut ditujukan untuk mencegah apa yang mereka sebut sebagai “peliputan bermusuhan” oleh jaringan berita berbasis di Qatar selama operasi militer yang sensitif.
Ben-Gvir, tokoh sayap kanan dalam kabinet Perdana Menteri Benjamin Netanyahu, menuduh Al Jazeera membahayakan keamanan nasional dan menyebarkan “hasutan”.
Pada Mei lalu, pemerintah Israel telah menyetujui peraturan darurat yang memungkinkan penutupan sementara media asing yang dianggap sebagai ancaman keamanan.
Jurnalis dari berbagai media internasional menyatakan kekhawatiran atas meningkatnya pengawasan terhadap pekerja pers.
Organisasi Asosiasi Pers Asing di Israel mengatakan sedang memantau situasi dengan seksama dan mendesak pemerintah untuk mematuhi norma-norma kebebasan pers internasional.
Polisi Israel belum mengonfirmasi apakah pemeriksaan identitas ini merupakan bagian dari instruksi yang lebih luas terhadap media asing.
Hingga Sabtu sore lalu, belum ada laporan penahanan atau penangkapan.