Potret Benturan 1966: Mahasiswa Tritura Dihadang Tentara di Tengah Guncangan Politik Soekarno

Reporter Burung Hantu
Mahasiswa anggota KAMI dihadang tentara saat demonstrasi Tritura 1966 di Jakarta, momen yang menandai pergolakan politik menuju runtuhnya kekuasaan Soekarno. (Sumber: Rijksmuseum.nl/Fotografer: Ed van der Elsken-1966)

Mediapesan | Jakarta – Sebuah foto hitam-putih karya jurnalis asal Belanda, Ed van der Elsken, menangkap momen genting di depan gedung pemerintahan Jakarta pada tahun 1966.

Dalam potret itu, seorang mahasiswa tampak dihadang oleh sejumlah tentara bersenjata—sebuah simbol ketegangan yang menggambarkan pergeseran kekuasaan dari era Soekarno menuju awal kekuasaan Orde Baru.

Mahasiswa tersebut diyakini merupakan bagian dari Kesatuan Aksi Mahasiswa Indonesia (KAMI), organisasi yang menjadi motor utama dalam demonstrasi Tritura (Tiga Tuntutan Rakyat).

- Iklan Google -
Mediapesan.com terdaftar di LPSE dan E-Katalog Klik gambar untuk melihat Katalog kami.

Mereka menuntut pembubaran PKI, perombakan kabinet Dwikora, dan penurunan harga kebutuhan pokok.

Benturan antara mahasiswa dan aparat militer kala itu menjadi pemandangan umum di jalan-jalan Jakarta.

KAMI, bersama organisasi pelajar dan pemuda lainnya, turun ke jalan menantang arah politik Soekarno yang dianggap gagal mengendalikan krisis ekonomi dan pengaruh komunis pasca peristiwa G30S 1965.

Jasa Pembuatan Website Berita
Jasa Website Jogja

Ed van der Elsken, yang dikenal lewat gaya dokumenternya yang humanis dan penuh dinamika sosial, berhasil membekukan satu detik penting dari pergolakan Indonesia modern.

Dalam bidikannya, terlihat jarak emosional dan fisik antara dua kekuatan muda: mahasiswa dengan idealismenya dan tentara dengan senjatanya.

Foto ini kini tersimpan dalam koleksi Rijksmuseum, Amsterdam, menjadi arsip visual yang merekam bukan sekadar aksi protes, tetapi juga momentum perubahan arah sejarah bangsa.

- Iklan Google -

Sebuah pengingat bahwa masa transisi politik Indonesia lahir dari jalanan—dari keberanian, ketakutan, dan benturan gagasan yang nyata.

(*/red)

Bagikan Berita Ini
Tinggalkan Ulasan

Tinggalkan Ulasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *