Potret Senyap dari Goa Bola Batue

Reporter Burung Hantu
Sosok tanpa nama di dalam Goa Bola Batue, Barru, Sulawesi Selatan (1925–1955). (Dok. KITLV/ho)

Jejak Manusia, Ruang Sunyi, dan Ingatan yang Tersisa di Barru (1925–1955)

 

Mediapesan | Makassar – Foto hitam-putih yang diambil antara 1925–1955 dari arsip Royal Netherlands Institute of Southeast Asian and Caribbean Studies (KITLV) ini memperlihatkan seorang lelaki—hanya sosok tanpa nama—berjongkok di dalam Goa Bola Batue, Kabupaten Barru, Sulawesi Selatan.

Tidak ada keterangan pasti siapa dia, apa keperluannya, atau dalam konteks apa foto itu dibuat.

- Iklan Google -
Mediapesan.com terdaftar di LPSE dan E-Katalog Klik gambar untuk melihat Katalog kami.

Namun serpihan visual itu justru membuka percakapan yang lebih luas tentang relasi manusia dengan ruang alam, terutama di wilayah yang sarat narasi budaya seperti Barru.

Goa Bola Batue dikenal sebagai salah satu situs alam yang bernilai historis bagi masyarakat setempat.

Pada periode kolonial awal abad ke-20, kawasan goa di Sulawesi kerap menjadi objek dokumentasi etnografis dan geologis.

Jasa Pembuatan Website Berita
Jasa Website Jogja

Banyak foto merekam lanskap, benda-benda peninggalan, hingga aktivitas masyarakat lokal — namun jarang yang tersisa tentang identitas individunya.

Sosok dalam foto ini menghadirkan misteri yang sama.

Dalam bayang-bayang goa, tubuh manusia tampak kecil.

- Iklan Google -

Cahaya yang masuk dari mulut goa memberi kontras lembut, menegaskan tekstur dinding kapur yang telah berusia ribuan tahun.

Pose sosok itu tidak heroik atau diarahkan; ia lebih tampak seperti seseorang yang sekadar hadir, dibingkai oleh waktu yang asing bagi kita.

Tidak tertutup kemungkinan foto ini diduga dibuat oleh peneliti kolonial yang tengah mendokumentasikan situs-situs alam di Sulawesi.

Bisa pula hasil potret informal masyarakat lokal yang kemudian masuk ke dalam koleksi lembaga arsip Belanda.

Baca Juga:  Kadis Ketapang Kota Makassar: Penanaman Bibit Cabai di Lorong Bisa Kendalikan Pangan dan Perbaiki Ekonomi

Yang jelas, keberadaannya memperkaya catatan visual mengenai interaksi masyarakat Sulawesi dengan ruang alam pada masa lampau.

Di era ketika foto dapat diambil ratusan kali dalam satu hari, gambar tunggal seperti ini mengingatkan bahwa dokumentasi masa lalu tidak hanya tentang “apa yang terlihat”, tetapi juga “apa yang tak tercatat”.

Goa Bola Batue, sosok di dalamnya, dan rentang waktu 1925–1955 adalah fragmen kecil dari mosaik sejarah yang lebih besar—sejarah yang terus menunggu untuk dibaca ulang.

(*/red)

Bagikan Berita Ini
Tinggalkan Ulasan

Tinggalkan Ulasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *