Masuk
mediapesan.commediapesan.com
Aa
  • Pedoman Media Siber
  • Berita
  • Nasional
  • Internasional
  • Opini
  • Advertorial
  • Disclaimer
  • Redaksi
Reading: Remaja di Galesong Mengaku Disiksa Polisi: “Mereka Todongkan Senjata dan Paksa Saya Mengaku”
Share
Aa
mediapesan.commediapesan.com
  • Pedoman Media Siber
  • Berita
  • Nasional
  • Internasional
  • Opini
  • Advertorial
  • Disclaimer
  • Redaksi
Search
  • Pedoman Media Siber
  • Berita
  • Nasional
  • Internasional
  • Opini
  • Advertorial
  • Disclaimer
  • Redaksi
Sudah punya akun? Masuk
Follow US
mediapesan.com > Berita > Berita > Remaja di Galesong Mengaku Disiksa Polisi: “Mereka Todongkan Senjata dan Paksa Saya Mengaku”
BeritaHukumKriminalPeristiwa

Remaja di Galesong Mengaku Disiksa Polisi: “Mereka Todongkan Senjata dan Paksa Saya Mengaku”

Terakhir diperbarui: 2025/06/03 at 4:25 PM
Reporter Burung Hantu Diposting 3 Juni 2025
Share
Remaja di Galesong mengaku disiksa polisi, Juni 2025. (dok. lbh mks/ho)
Remaja di Galesong mengaku disiksa polisi, Juni 2025. (dok. lbh mks/ho)
SHARE

MEDIAPESAN, Takalar – Seorang remaja asal Kabupaten Takalar, Sulawesi Selatan, mengaku menjadi korban penyiksaan oleh enam anggota polisi berpakaian preman dalam insiden yang kini memicu sorotan serius terhadap praktik kekerasan aparat.

Korban, MYS (18 tahun), warga Desa Galesong, mengungkap bahwa pada malam 27 Mei 2025, dirinya diculik, dianiaya, dan ditelanjangi oleh enam pria yang belakangan diidentifikasi sebagai anggota Polrestabes Makassar yang sedang tidak menjalankan tugas resmi.

Mereka menyeret saya ke tempat gelap, memukuli saya, dan terus memaksa saya mengaku kalau saya punya narkoba, ujar MYS dalam kesaksiannya yang didampingi Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Makassar.

Salah satu dari mereka mengarahkan senjata panjang ke kepala saya dan berkata, ‘Kalau tidak ngaku, kuledakkan senjata ini.’

- Advertisement -
Jasa Backdrop Jogja
Backdrop JogjaBackdrop Jogja
Screenshot_20250611_173534_Drive
Screenshot_20250611_173527_Drive
Screenshot_20250611_173541_Drive
Screenshot_20250611_173547_Drive

Kejadian bermula sekitar pukul 22.00 WITA, saat MYS duduk bersama dua temannya di Lapangan Larigau, Galesong.

Enam orang pria bertopeng dan mengenakan helm datang tiba-tiba.

Tanpa menunjukkan identitas resmi, mereka langsung membekuk MYS dan menyatakan diri sebagai polisi.

Mereka bilang, ‘Diam, saya polisi!’ Tapi sikap mereka seperti preman, ujar MYS.

Korban kemudian dibawa ke lokasi gelap, diinterogasi secara kasar, dan dipaksa mengakui memiliki sebungkus tembakau sintetis.

Ia mengaku dipukul berulang kali, dilucuti pakaiannya, dan dipaksa jongkok sambil terus diteror.

Di lokasi kedua, di Jalan Tamasongo, Galesong Utara, MYS kembali diinterogasi.

Kali ini, sebuah pistol berwarna perak diarahkan ke bahunya dan pahanya.

Ia tetap menolak mengaku karena barang tersebut, katanya, bukan miliknya. Namun, penyiksaan terus berlanjut selama beberapa jam.

Menurut kesaksiannya, para pelaku bahkan meminta uang tebusan sebesar Rp15 juta kepada keluarganya agar ia dibebaskan.

Karena tak mampu membayar, MYS akhirnya dilepas pada pukul 04.30 WITA tanpa kejelasan hukum.

Baca Juga:  Peralihan ke Euro: Biang Kerok Masalah Ekonomi Jerman?

Muhammad Ansar dari LBH Makassar menyebut tindakan aparat ini sebagai bentuk pelanggaran hak asasi manusia yang serius.

Ini adalah pola kekerasan yang terus berulang. Tidak adanya sanksi tegas dari institusi kepolisian dan lemahnya pengawasan internal memperparah situasi, ujarnya.

MYS dan keluarganya mencoba melaporkan kejadian ini ke Polsek Galesong pada 28 Mei, tetapi ditolak.

Mereka malah diminta untuk bertemu langsung dengan salah satu pelaku dalam upaya damai.

Pihak keluarga menolak. Bahkan ketika pelaku menawarkan uang Rp1 juta sebagai “pengganti”, keluarga korban tetap bersikeras menempuh jalur hukum.

Akhirnya, laporan resmi baru diterima oleh Polres Takalar pada tengah malam, setelah dua kali ditolak oleh pihak kepolisian tingkat sektor.

LBH Makassar kini mendesak Komnas HAM untuk turun tangan dan meminta Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban (LPSK) memberikan perlindungan hukum dan psikologis kepada MYS.

Hak-hak korban harus dipenuhi. Kekerasan oleh aparat tidak boleh dibiarkan tanpa pertanggungjawaban, pungkas Ansar.

Hingga berita ini diturunkan, Polrestabes Makassar belum memberikan pernyataan resmi terkait insiden tersebut.

Namun kasus ini kembali membuka luka lama soal lemahnya akuntabilitas di tubuh kepolisian dan maraknya intimidasi terhadap warga sipil.

(*/pl/red)

Tag #JusticeForMYS, #PolisiBersihkanPolisi, #StopKekerasanAparat
Bagikan Berita Ini
Facebook Twitter Whatsapp Whatsapp Copy Link Print
Apa Reaksi Anda?
Suka0
Galau0
Kocak0
Terkejut0
Emosi0
BERITA SEBELUMNYA Wilayah Zaporozhye dilanda pemadaman listrik usai serangan pesawat nirawak Ukraina, Juni 2025. (rt/ho/mp) Seluruh Wilayah Zaporozhye Dilanda Pemadaman Usai Serangan Ukraina, Kherson Juga Terkena Dampak
BERITA BERIKUTNYA Sengketa Tanah Rumah Sakit Pusat Otak Nasional (RS PON): LBH Digitek DKI Jakarta, Jurika Fratiwi, SH., SE., MM., resmi mendampingi Syatiri Nasri, ahli waris sah almarhum Mutjitaba Bin Mahadi. Sengketa Tanah RS PON Ungkap Praktik Mafia Tanah yang Terorganisir, LBH Digitek Desak Reformasi Sistemik
Tinggalkan Ulasan

Tinggalkan Ulasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Silakan Pilih Rating!

Berita Populer

Rapat pemilik koperasi dengan Komisi ll DPRD Buru.
DPRD Buru Soroti Legalitas Lahan Tambang Gunung Botak
7 Juni 2025
Buruh pelabuhan mogok di Makassar dan tampak penumpukan barang tertahan akibat tidak adanya tenaga kerja bongkar muat di area pelabuhan, Mei 2025.
Buruh Pelabuhan Mogok di Makassar, Pelni Tegaskan Tidak Terlibat Langsung
26 Mei 2025
Kontroversi di Desa Sawakung Beba, Mei 2025.
Kontroversi di Desa Sawakung Beba: Pemecatan Perangkat dan Dugaan Penyalahgunaan Wewenang
27 Mei 2025
Kebijakan Gubernur Maluku terkait Gunung Botak memicu gelombang kritik dari kalangan mahasiswa dan masyarakat sipil.
Penertiban Gunung Botak oleh Gubernur Maluku Picu Kekhawatiran Konflik Sosial
22 Juni 2025
Siswa SD di Makassar meninggal diduga akibat penganiayaan, (30/5/2025).
Siswa SD di Makassar Meninggal Diduga Akibat Penganiayaan, Keluarga Menuntut Keadilan
30 Mei 2025
UNIM Bone dan UNIMEN kolaborasi akademik, 13 Juni 2025. 
UNIM Bone dan UNIMEN Kolaborasi Akademik Melalui Kunjungan Kelembagaan
14 Juni 2025
Iran luncurkan serangan rudal ke Israel, (14/6/2025). (tjp/ho/mp)
Iran Luncurkan Serangan Rudal ke Israel, Ledakan Terdengar di Tel Aviv
14 Juni 2025
- Advertisement -
DEVILO.CO adalah Layanan Jasa Pembuatan Website Profesional untuk Bisnis di Jogja.
Jasa Pembuatan Web Berita JogjaJasa Pembuatan Web Berita Jogja

Berita Terkait

IMG 20250624 WA1205
BeritaHukumNasional

Mustika Raja Law Office Masuk Daftar 100 Firma Hukum Terbaik Indonesia 2025

24 Juni 2025
IMG 20250624 WA0536 1
HukumBeritaNasionalPeristiwaSosial

Warga Medan Gugat BCA atas Dugaan Pembekuan Dana Ilegal, Soroti Krisis Akuntabilitas Perbankan

24 Juni 2025
Bupati Enrekang hadiri rakornas pengelolaan sampah di Jakarta, (22/6/2025).
BeritaNasional

Bupati Enrekang Hadiri Rakornas Pengelolaan Sampah dalam Peringatan Hari Lingkungan Hidup Sedunia

24 Juni 2025
IMG 20250624 WA0747
Kecamatan-Kelurahan KotaBeritaSeputar KotaSosial

Camat Bontoala Luncurkan “Peta U-Farmta”, Dorong Urban Farming Terintegrasi di Makassar

24 Juni 2025
Sertifikasi BNSP
Backdrop Jogja
Backdrop JogjaBackdrop Jogja

Copyright © 2025 PT. Media Pesan Singkat

Selamat Datang di mediapesan.com!

Masuk ke Akun Anda

Lupa password?