MEDIAPESAN, Makassar – Di sebuah gang sempit di salah satu Kota Makassar, duka menyelimuti rumah mungil tempat Muhammad Raja Afnan menghembuskan napas terakhir.
Bocah 15 tahun itu dikenal sebagai anak yang pendiam, sopan, dan rajin beribadah.
Kini, ia telah tiada—meninggalkan tanda tanya dan luka yang mendalam bagi keluarga dan lingkungan sekitarnya.
Kalau azan, dia selalu yang pertama ke masjid, kenang Ibu Nita, tetangga yang menyaksikan Afnan tumbuh sejak kecil. Dia bukan anak yang suka cari masalah.
Dua hari sebelum wafat di Rumah Sakit Islam Faisal, Afnan sempat mengadu kepada ayahnya.
Ia mengatakan telah dikeroyok oleh tiga orang, sambil mengangkat tiga jari.
Ada luka seperti bekas sundutan rokok di bawah ketiaknya.
Bajunya sobek. Awalnya, dokter menduga Afnan terserang demam berdarah.
Namun kondisi fisik dan luka-lukanya menimbulkan kecurigaan lain.

Kepada neneknya, Afnan juga mengeluh sakit kepala hebat. Tapi kepada sang ibu, ia memilih diam.
Katanya takut, ujar ibunya, Katrina, dengan suara lirih.
Permasalahan bermula dari sebuah adu mulut antara Afnan dan seorang siswa dari sekolah lain.
Afnan, murid SD Negeri Maccini 1, menegur siswa tersebut karena ejekan yang dilontarkan. Percekcokan pun tak terhindarkan.
Anak saya memang sempat memukul duluan karena merasa tersinggung, ujar Katrina pada Jumat malam (30 Mei 2025).
Namun masalah tak berhenti di situ. Keesokan harinya, orang tua dari siswa tersebut datang ke sekolah—membawa serta seorang guru dari SD Maccini 2.
Katrina mengatakan bahwa di hadapan wali kelas, ada ancaman yang dilontarkan terhadap Afnan.
Setelah kejadian itu, Afnan semakin tertutup dan tubuhnya melemah.
Hingga akhirnya, pada Jumat pukul 17.00 WITA, ia dinyatakan meninggal dunia.
Sebelum berpulang, Afnan sempat menyebut satu nama. Sayangnya, sang ibu tak sempat mengingatnya dengan jelas.
Kini, keluarga tengah menyiapkan laporan resmi ke Polrestabes Makassar.
Mereka berharap ada penyelidikan menyeluruh terhadap kasus ini.
Kami hanya ingin keadilan. Bukan untuk balas dendam, tapi agar tidak ada lagi anak-anak yang mengalami nasib seperti Afnan, tutur Katrina.
awak media telah menghubungi pihak sekolah untuk meminta keterangan. Hingga berita ini diterbitkan, belum ada pernyataan resmi yang diberikan.