Makassar, 28 Juni (MEDIAPESAN) – Lembaga Pembinaan dan Pengembangan Pesparani Katolik Daerah (LP3KD) Sulawesi Selatan resmi menggelar Pesta Paduan Suara Gerejani (Pesparani) Katolik tingkat provinsi untuk pertama kalinya pada Jumat (27/6/), sebagai upaya memperkuat kebersamaan umat dan pengembangan kepemimpinan rohani di tengah masyarakat majemuk.
Mengusung tema “Hope in Togetherness”, kegiatan ini menghadirkan tokoh gereja, pejabat pemerintah, serta perwakilan LP3KD dari berbagai kabupaten dan kota di Sulawesi Selatan dalam suasana yang meriah dan penuh semangat kebersamaan.
Ketua Umum LP3KD Sulsel, Stepanus Swardi Hiong, menyatakan bahwa Pesparani bukan sekadar ajang kompetisi musik gerejawi, melainkan sarana pembinaan karakter dan kepemimpinan umat Katolik, khususnya generasi muda.
Melalui nyanyian Mazmur, Kitab Suci, dan lomba cerdas cermat rohani, kami ingin membentuk generasi pemimpin Katolik yang tangguh di tengah krisis kepemimpinan global saat ini, ujarnya.


Ketua LP3KD Kota Makassar, Darius Allo Tangko, menekankan pentingnya sinergi lintas wilayah dalam memperkuat semangat pelayanan dan kesaksian iman umat Katolik.
LP3KD bukan sekadar lembaga administratif, tetapi alat strategis untuk mempererat identitas dan peran aktif umat Katolik dalam masyarakat, kata Darius.
Leonardo J Renyut, perwakilan dari LP3KD Nasional, menyampaikan rasa bangga atas terselenggaranya Pesparani pertama di tanah kelahirannya, Makassar.
Ini mimpi yang menjadi kenyataan. Sebagai putra daerah, saya bangga melihat umat Katolik di Sulsel bisa bersatu dan mempersembahkan yang terbaik, katanya.

Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Sulsel, Dr. H. Ali Yafid, menilai Pesparani sebagai wujud nyata penghayatan iman di luar ruang ibadah formal.
- Iklan Google -
Ini menjadi ajang pengujian sejauh mana pemahaman dan pengalaman iman umat selama ini, ujarnya.

Mewakili Gubernur Sulsel, Staf Ahli Gubernur Dr. Since Ena Lamba menambahkan bahwa kegiatan ini mendukung pembinaan spiritual dan kerukunan antarumat beragama di provinsi tersebut.
Kami mengapresiasi tinggi kegiatan ini sebagai bagian dari pembangunan mental dan spiritual masyarakat Sulawesi Selatan, ungkapnya.
Pesparani Katolik perdana di Sulawesi Selatan ini menjadi tonggak penting dalam sejarah umat Katolik setempat.
Lebih dari sekadar perlombaan, Pesparani menjadi simbol iman yang hidup—yang merayakan persatuan, pelayanan, dan kontribusi spiritual dalam membangun bangsa.