Telkom: Bertumbuh di Tengah Transformasi, Menyemai Efisiensi dan Nilai Jangka Panjang

Reporter Burung Hantu
Solid dalam kolaborasi, kuat dalam pelayanan — semangat para teknisi Telkom membangun konektivitas Indonesia.

Mediapesan | Jakarta – Di tengah perlambatan ekonomi global dan tekanan kompetisi industri digital, PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (Telkom) kembali menunjukkan daya tahannya.

Hingga kuartal III tahun 2025, Telkom mencatatkan pendapatan konsolidasi sebesar Rp109,6 triliun, dengan EBITDA Rp54,4 triliun dan margin mencapai 49,6%.

Laba bersih perusahaan mencapai Rp15,8 triliun, menegaskan bahwa mesin pertumbuhan Telkom masih bekerja efektif di tengah tekanan transformasi industri telekomunikasi yang kian cepat.

- Iklan Google -
Mediapesan.com terdaftar di LPSE dan E-Katalog Klik gambar untuk melihat Katalog kami.

Lebih dari sekadar angka, capaian ini menjadi indikator keberhasilan Telkom dalam menjaga keseimbangan antara ekspansi bisnis digital dan efisiensi operasional.

Direktur Utama Telkom, Dian Siswarini, menegaskan bahwa “pencapaian ini mencerminkan ketahanan dan kemampuan adaptasi perusahaan di tengah tantangan ekonomi global dan dinamika industri yang semakin cepat.”

IMG 20251031 WA0661

Transformasi Struktural: Dari Operator ke Strategic Holding

Strategi TLKM 2030 menjadi poros dari arah baru perusahaan.

Jasa Pembuatan Website Berita
Jasa Website Jogja

Telkom menegaskan langkahnya menjadi strategic holding yang lebih ramping dan efisien — sebuah transformasi besar dari sekadar operator telekomunikasi menjadi penyedia solusi digital yang menyeluruh.

Langkah konkret tampak pada pemecahan (spin-off) bisnis dan aset Wholesale Fiber Connectivity ke anak usaha PT Telkom Infrastruktur Indonesia (TIF).

Setelah tahap pertama rampung, TIF akan mengelola 56% jaringan serat optik Telkom — sekitar 179.000 km backbone dan 500.000 km jaringan akses — menjadikannya pemain kunci infrastruktur digital nasional.

Baca Juga:  Memanggil Keadilan: Jurnalis Gaza Berteriak untuk Mengakhiri Pembunuhan Terhadap Awak Media
- Iklan Google -

Transformasi ini bukan sekadar restrukturisasi aset, tetapi penataan ulang strategi agar bisnis Telkom menjadi lebih fokus: infrastruktur digital dikelola oleh entitas khusus, sementara induk perusahaan berperan mengoordinasikan inovasi dan pertumbuhan di lini bisnis digital lain seperti data center, cloud, dan AI.

Telkomsel dan IndiHome: Dua Mesin Penggerak Konsumen

Segmen Consumer tetap menjadi tulang punggung pendapatan Telkom melalui Telkomsel.

Dengan pendapatan Rp81,4 triliun, operator seluler terbesar di Indonesia ini melayani 157,6 juta pelanggan dan 10,3 juta pelanggan IndiHome.

Pendapatan digital Telkomsel terus meningkat, dengan Average Revenue Per User (ARPU) naik 5,2% dibanding kuartal sebelumnya.

Lonjakan ini menunjukkan keberhasilan strategi bundling layanan mobile dan fixed broadband yang kini difokuskan dalam implementasi Fixed-Mobile Convergence (FMC).

Telkomsel pun memperkuat jangkauan jaringan dengan mengoperasikan 288.295 BTS, termasuk 4.009 BTS 5G, sementara trafik data naik 17,2% YoY.

Capaian ini menandai peningkatan produktivitas pelanggan serta komitmen Telkomsel menjaga kualitas layanan di tengah kompetisi yang ketat.

Ekspansi Digital: Dari Fiber hingga Data Center

Pada lini Wholesale dan Internasional, pendapatan Telkom tumbuh 5,7% YoY menjadi Rp14,2 triliun, sedangkan bisnis Enterprise mencatat Rp14,9 triliun.

Meski permintaan korporasi melambat, Telkom tetap menanam investasi pada tiga pilar: Connectivity+, Cybersecurity, dan Artificial Intelligence (AI).

Langkah strategis lainnya terlihat pada anak usaha Mitratel, yang kini memiliki 40.102 menara dengan tenancy ratio 1,55x.

Pertumbuhan pendapatan serat optik 23,8% YoY memperkuat langkah menuju bisnis Fiber-to-the-Tower, memperluas konektivitas hingga pelosok.

Sementara itu, NeutraDC, pemain utama Telkom di segmen data center, mencatat pendapatan Rp1,4 triliun pada kuartal III 2025.

Baca Juga:  Polres Gowa Hadir Jadi Penopang Moral dan Sosial Bagi Warga Terdampak Pasca bencana

Tingkat utilization mencapai 89%, menandakan tingginya permintaan layanan cloud dan AI.

Dengan 35 fasilitas data center di tiga negara dan kapasitas 44 MW + 2.451 racks, NeutraDC kini menjadi bagian penting dari peta digital Asia Tenggara.

Tak berhenti di situ, Telkom juga tengah membangun Hyperscale Data Center (HDC) Batam dan menyiapkan ekspansi HDC Cikarang Campus 2, dengan teknologi ramah lingkungan berbasis water-cooling yang mendukung efisiensi energi untuk kebutuhan AI masa depan.

Investasi Berkelanjutan dan Komitmen ESG

Selama sembilan bulan pertama 2025, Telkom merealisasikan belanja modal Rp15,4 triliun, atau 14,1% dari total pendapatan.

Investasi difokuskan pada perluasan konektivitas dan penguatan ekosistem digital nasional.

Sejalan dengan prinsip keberlanjutan, Telkom meraih sertifikasi internasional ISO 14001:2015 dan ISO 45001:2018 dari BSI, sebagai bukti keseriusan menerapkan prinsip Environmental, Social, and Governance (ESG) dalam setiap lini bisnis.

Menenun Nilai, Bukan Sekadar Angka

Telkom tengah menempuh fase penting dalam sejarah transformasinya — dari perusahaan telekomunikasi konvensional menjadi pemain utama ekonomi digital Indonesia.

Namun, keberhasilan jangka panjang tidak cukup diukur dengan besaran pendapatan atau laba semata.

Efisiensi, tata kelola yang disiplin, dan keberlanjutan harus menjadi jiwa dari setiap inovasi.

Transformasi menuju digital telco sejati menuntut keberanian untuk menata ulang struktur, berinovasi dalam model bisnis, dan memperkuat kolaborasi lintas sektor.

Di tengah ambisi menuju TLKM 2030, publik berharap Telkom tidak hanya menjadi raksasa teknologi, tetapi juga penggerak kedaulatan digital nasional — menghadirkan layanan, konektivitas, dan solusi yang inklusif bagi seluruh masyarakat Indonesia.

(*/red)

Bagikan Berita Ini
Tinggalkan Ulasan

Tinggalkan Ulasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *