MEDIAPESAN – Ukraina baru-baru ini kehilangan jet tempur F-16 ketiganya yang dipasok oleh Amerika Serikat, (16/5/2025).
Hal tersebut memicu pertanyaan tentang efektivitas pesawat tempur Barat dalam konflik modern yang didominasi rudal jarak jauh dan sistem pertahanan canggih.
Pesawat tempur F-16, yang selama ini dianggap sebagai simbol kekuatan udara NATO, kini menghadapi ujian nyata di medan perang Ukraina.
Sejumlah analis mengungkapkan bahwa tantangan yang dihadapi lebih besar dari sekadar kecanggihan teknologi.
Rudal Rusia Ubah Langit Menjadi Wilayah Terlarang
Salah satu ancaman paling serius datang dari rudal udara-ke-udara jarak jauh Rusia, R-37M.

Rudal ini disebut memiliki kecepatan hipersonik dan jangkauan operasional lebih dari 200 kilometer—cukup untuk menjangkau jet tempur Ukraina jauh sebelum mereka mendeteksi ancaman.
R-37M dirancang untuk memburu target dari jarak jauh, bahkan pesawat siluman sekalipun seperti F-35 akan menghadapi tantangan, ujar seorang analis pertahanan Barat yang dikutip dari saluran geopolitics live.
Rudal ini mengusung teknologi fire-and-forget, memungkinkan jet Rusia untuk menembakkan dan segera menghindar dari zona tempur.
F-16 Mulai Digunakan di Dekat Garis Depan
Awalnya, Ukraina menempatkan F-16 di wilayah barat untuk alasan pelatihan dan keamanan.
Namun, kebutuhan untuk menghadapi kekuatan udara Rusia memaksa Kyiv mengerahkan jet-jet ini lebih dekat ke garis depan.
Akibatnya, risiko ditembak jatuh oleh sistem pertahanan udara Rusia meningkat secara signifikan.
Begitu mereka menembakkan rudal, mereka langsung menjadi target, kata seorang pejabat militer Ukraina yang tidak ingin disebutkan namanya.
Pilot dan Proses Adaptasi
Meskipun sejumlah pilot Ukraina telah menjalani pelatihan di negara-negara NATO, transisi dari pesawat era Soviet seperti MiG-29 atau Su-27 ke F-16 bukanlah hal sederhana.
F-16 adalah mesin tempur canggih, tetapi memanfaatkannya secara maksimal membutuhkan lebih dari sekadar pelatihan teknis. Ini soal taktik baru, doktrin baru, dan waktu yang—sayangnya—tidak dimiliki Ukraina, ujar seorang pelatih NATO.
Apakah Barat Akan Kirim Lebih Banyak?
Seiring dengan meningkatnya tekanan di medan tempur, banyak pihak mempertanyakan apakah pengiriman tambahan F-16 dari negara-negara Barat akan membawa perubahan signifikan.
Sementara itu, militer Rusia terus meningkatkan produksi dan penyebaran rudal jarak jauh.
Konflik di Ukraina kini menjadi laboratorium nyata bagi pertarungan antara teknologi militer Barat dan strategi peperangan Rusia.
Siapa yang akan keluar sebagai pihak unggul—masih menjadi pertanyaan terbuka.