Investor Ritel Diimbau Evaluasi Posisi Saham Secara Berkala di Tengah Volatilitas Pasar

Reporter Burung Hantu
Ilustrasi pergerakan saham di pasar modal.

Jakarta | MEDIAPESANDi tengah dinamika pasar modal yang masih fluktuatif, investor ritel di Indonesia diimbau untuk lebih disiplin dalam mengevaluasi posisi saham mereka secara berkala.

Pendekatan berbasis indikator teknikal, seperti moving average (MA), dinilai efektif dalam membantu pengambilan keputusan yang lebih rasional dan tenang di pasar yang penuh ketidakpastian.

Memahami kondisi pasar dan melakukan evaluasi berkala bukan hanya soal profit, tapi juga tentang manajemen risiko. Dalam banyak kasus, investor ritel terlalu emosional saat harga bergerak liar, ujar analis teknikal di salah satu perusahaan Sekuritas, Jumat (12/7).

Menurut analis tersebut, indikator MA lima hari bisa menjadi penanda awal arah tren saham.

- Iklan Google -
Jasa Pembuatan Website Berita
Jasa Website Jogja

Jika harga bertahan di atas MA lima hari, itu menunjukkan kekuatan tren naik dan saham bisa menjadi pemimpin pasar.

Sebaliknya, bila harga menembus ke bawah MA lima hari, itu menandakan tren melemah dan sebaiknya dilakukan exit posisi.

Untuk investor jangka menengah, MA 20 hari bisa dijadikan dasar strategi swing trading.

Jasa Pembuatan Website Berita
Jasa Website Jogja

Namun, jika harga masih di bawah MA 60 hari, disarankan untuk menunggu hingga ada sinyal pembalikan tren yang lebih jelas.

MA itu seperti garis bernyawa tren. Kalau investor ritel bisa memahami cara bacanya, mereka akan jauh lebih tenang dan terarah dalam mengambil keputusan beli-jual, tambah analis tersebut.

Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat jumlah investor pasar modal Indonesia kembali mencatat rekor baru.

Baca Juga:  Polda Sulsel Gelar Jumat Curhat-2025 di Maros, Bahas Sampah hingga Balapan Liar

- Iklan Google -

Jumlah investor pasar modal Indonesia sentuh 17.016.329 Single Investor Identification (SID) pada 3 Juli 2025 lalu.

Investor pasar modal telah bertambah sebanyak 2.144.690 SID atau 11,42% dibandingkan posisi akhir 2024 yang tercatat sebesar 14.871.639 SID.

Capaian ini menunjukkan pertumbuhan jumlah investor telah melampaui target 2 juta investor baru yang ditetapkan oleh Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 2025.

Lonjakan partisipasi ini sangat positif, tapi perlu diimbangi dengan pemahaman risiko dan strategi yang disiplin, demikian Direktur Pengembangan BEI Jeffrey Hendrik, seperti dikutip dari keterangan resmi, (5/7/2025).

Selanjutnya, perkembangan teknologi digital dan kemudahan akses layanan investasi dari perusahaan sekuritas, menjadi faktor pendorong masyarakat untuk semakin mudah menjadi investor.

Menurut Jeffrey, keberadaan Galeri Investasi BEI menjadi salah satu pilar penting dalam pengembangan literasi pasar modal di berbagai wilayah.

Saat ini, telah terdapat hampir 1.000 Galeri Investasi BEI yang tersebar di seluruh Indonesia.

Ia juga menambahkan bahwa BEI bersama Otoritas Jasa Keuangan (OJK) terus mendorong edukasi investor lewat berbagai kanal, termasuk trading class, simulasi pasar, dan program Sekolah Pasar Modal.

IHSG sendiri tercatat bergerak fluktuatif sepanjang Juli 2025, dengan tekanan dari ketidakpastian arah suku bunga Amerika Serikat dan ketegangan geopolitik di Timur Tengah.

Sektor-sektor seperti perbankan, tambang, dan teknologi menjadi penggerak utama pergerakan indeks.

Volatilitas itu bagian dari dinamika pasar. Yang penting, investor harus tahu kapan masuk dan kapan keluar. Moving average bisa membantu mengatur ritme itu, pungkasnya.

(*/red)

Bagikan Berita Ini
Tinggalkan Ulasan

Tinggalkan Ulasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *