mediapesan.com| PMKRI Cabang Gowa Sanctus Robertus Bellarminus menggelar dialog publik dengan mengusung tema “Media dan Budaya Gen Z dalam Kontestasi Elektoral” dan dilanjutkan dengan deklarasi pemilu 2024.
Dalam kegiatan tersebut turut hadir dari Polres Gowa Kompol Darwis Daud, SH, Bawaslu Kabupaten Gowa Juanto, S.S., hadir juga konten kreator Sulawesi Selatan Muh. Rijal Djamala, S.S., M.Si., dan perwakilan dari generasi milenial Benediktus Papa.
Ketua PMKRI Cabang Gowa, Marianus Ebok mengungkapkan, dialog publik ini bertujuan untuk mensosialisasikan tentang integritas dan kesiapan penyelenggara pemilu 2024.
Sebab banyak masalah yang terjadi di setiap momentum pesta demokrasi, termasuk issue sara, berita-berita hoax, perkelahian dan kerawanan Pemilu lainnya, kata Ketua PMKRI Cabang Gowa.
Ia pun mengaku, akan ikut andil dalam menyukseskan perhelatan pemilu 2024 mendatang.
Kami dari kader PMKRI Cabang Gowa sebagai organisasi kemahasiswaan yang menjaga independensi organisasi akan ikut andil menyukseskan Pemilu 2024, ujarnya.
Selanjutnya, menurut Kompol Darwis Daud, SH., dalam rangka menciptakan pemilu damai tidak cukup hanya mengandalkan peran Polri atau penegak hukum semata. Lebih dari itu, semua elemen bangsa harus ikut berkontribusi ciptakan suasana damai.
Kami mengajak semua pihak, khususnya pemangku kepentingan untuk bersatu padu, menciptakan pesta demokrasi yang aman, damai, sejuk, kondusif, dan berharap Pemilu 2024 dapat berjalan lancar, kata Kompol Darwis Daud.
Mari, kita perkuat persatuan dan kesatuan kita. Jangan mudah terpengaruh dengan berbagai isu yang berpotensi dapat memecah belah bangsa. Sebab, kita semua adalah bersaudara, tambah Kompol Darwis.
Bawaslu Kabupaten kabupaten Gowa juga menyampaikan, kegiatan seperti ini sudah lama dirancang dalam upaya memperkuat peran pengawasan, khususnya kaum milenial dan gen Z yang memiliki peran yang sangat strategis.
Kegiatan partisipatif ini kedepannya akan kita perbanyak. Selain itu peran aktif millenial dalam memahami setiap regulasi tentang kepemiluan sangat kami harapkan, guna membantu Bawaslu dalam upaya pengawasan dan pencegahan terhadap pelanggaran pemilu dan pemilihan serentak tahun 2024 mendatang, tutur Juanto, S.S.
Kemudian, Muh Rijal Djamala menyampaikan, di era sekarang, peran media sosial bisa dibilang sangat tinggi. Hal ini sebanding saat mengingat penggunaannya yang terus meningkat.
Terbukti dari jumlah smartphone yang dimiliki oleh setiap orang. Pastinya mereka mempunyai setidaknya satu media sosial. Tidak heran jika peran tersebut memberikan pengaruh pada dunia demokrasi, kata Rijal.
Jika dulu demokrasi dilakukan dalam tindakan nyata, sekarang bisa dilakukan secara online.
Maksudnya jika dulu para calon kandidat melakukan aksinya dan diketahui oleh masyarakat secara langsung, tapi sekarang masyarakat bisa mengetahuinya hanya dari sosial media saja.
Bahkan rekam jejak yang sudah ada di sosial media tidak akan pernah bisa hilang.
Tidak hanya itu saja, sosial media bisa membantu calon kandidat dalam melakukan daya jelajah agar lebih baik.
Hal ini tentunya akan membawa nilai positif di mata masyarakat dan calon kandidat itu sendiri.
Selanjutnya, kata Benidiktus Papa bahwa pada pemilu 2024 untuk kali pertama di Indonesia, para pemilih akan didominasi kelompok milenial dan Gen Z.
Berdasarkan Daftar Pemilih Tetap (DPT) Pemilu 2024 yang ditetapkan Komisi Pemilihan Umum (KPU), setidaknya 33,60 persen pemilih masuk kategori milenial, sedangkan Generasi Z ada sekitar 22,85 persen dari total DPT.
Itu artinya, gabungan kedua generasi tersebut mempunyai peran penting dalam pelaksanaan pemilu mendatang. Generasi tersebut selain dikenal lebih melek teknologi informasi, juga memiliki pandangan yang inovatif terkait berbagai isu, termasuk tentang lingkungan dan perubahan iklim, jelas Beni.
Lanjut Beni, kita berharap kaum muda Indonesia dapat berperan aktif menyukseskan pesta demokrasi lima tahunan ini.
Momentum pemilu 2024 sudah seyogianya mendorong anak muda untuk berkiprah melalui peran aktif demi suksesnya pemilu. ***
(pl)