mediapesan.com | Situasi genting mengemuka di Unit Pelayanan Terpadu (UPT) Rumah Sakit Umum Daerah Massenrempulu Enrekang.
Dokter Anastaci (spesialis anestesi) diduga melakukan mogok kerja, meninggalkan pasien yang sudah siap untuk tindakan operasi.
Meskipun terpantau di rumah dinas atau kadang-kadang di kantor, dokter menolak melayani pasien dengan alasan yang belum jelas.
Saya orang dalam dan ikut andil dalam persiapan tindakan operasi, namun saya sangat miris melihat tindakan operasi yang sudah disiapkan terpaksa harus dibatalkan gara-gara dokter Anastaci tak mau melayani pasien, ungkap sumber internal yang meminta namanya dirahasiakan.
Situasi semakin memburuk ketika banyak pasien sejak hari Rabu (21/2/2024), harus membatalkan operasi mereka karena mogok kerja yang dilakukan oleh dokter Anastaci.
Dengan hanya satu dokter spesialis anestesi di RSUD ini, pelayanan operasi pun terhenti.
Dugaan mogok kerja ini diduga karena ketidakpuasan dokter Anastaci terhadap manajemen RSUD yang dinilainya belum memenuhi hak-haknya, seperti jasa pelayanan dan tambahan penghasilan lainnya.
Namun, upaya untuk mengonfirmasi hal ini kepada Kepala Bidang Penunjang RSUDM Enrekang, dr. Chairul, belum membuahkan hasil karena dirinya sedang tugas di luar daerah, dan tidak memberikan tanggapan atas kontak wartawan melalui WhatsApp.
Situasi ini menimbulkan kekhawatiran serius terhadap pelayanan kesehatan di RSUD Massenrempulu Enrekang, dengan pasien-pasien yang harus dirujuk ke luar Kabupaten karena pembatalan operasi yang mendesak.
Tidak adanya respons dari pihak berwenang semakin memperumit situasi ini, meninggalkan banyak pihak dalam ketidakpastian dan kegelisahan. ***