mediapesan.com – PT Hutama Karya (Persero) (Hutama Karya) bersama anak usahanya, PT Hutama Karya Infrastruktur (HKI), terus memperkuat posisinya sebagai pemain utama dalam pengembangan infrastruktur di Indonesia.
Salah satu proyek strategis yang sedang dikembangkan adalah Flyover Panorama I (Sitinjau Lauik I), yang menghubungkan Kota Padang dan Kota Solok, bagian dari jalan nasional dan Lintas Sumatera.
Proyek ini merupakan bentuk kerja sama antara pemerintah dan swasta melalui skema Kerja Sama Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU), yang bertujuan untuk meningkatkan keselamatan dan kenyamanan lalu lintas di daerah yang dikenal memiliki tingkat kecelakaan tinggi.
Penandatanganan Perjanjian KPBU
Penandatanganan Perjanjian Kerja Sama (PKS) untuk proyek ini berlangsung pada Jumat lalu (21/3/2025) di Auditorium Kementerian Pekerjaan Umum, Jakarta Selatan.
Perjanjian tersebut ditandatangani oleh Direktur Jenderal Bina Marga, Roy Rizali Anwar, dan Direktur PT Hutama Panorama Sitinjau Lauik (HPSL), Michael AP Rumenser.
Acara ini dihadiri oleh sejumlah pejabat penting, termasuk Sekretaris Jenderal Kementerian Pekerjaan Umum Mohammad Zainal Fatah, Direktur Jenderal Pembiayaan Infrastruktur Rachman Arief Dienaputra, Staf Ahli Bidang Pengeluaran Negara Kementerian Keuangan Sudarto, serta perwakilan dari PT Penjaminan Infrastruktur Indonesia.
Selain itu, hadir pula Wakil Gubernur Sumatera Barat Vasko Ruseimy dan jajaran direksi dari Hutama Karya serta anak usahanya.
Direktur Jenderal Pembiayaan Infrastruktur Pekerjaan Umum, Rachman Arief Dienaputra, menjelaskan bahwa proyek ini merupakan solusi untuk meningkatkan keselamatan lalu lintas di tikungan Panorama I (Sitinjau Lauik I), yang memiliki geometrik jalan yang tajam dan berisiko tinggi terhadap kecelakaan.
Berdasarkan identifikasi hazard dan penilaian risiko, lokasi tikungan Sitinjau Lauik I termasuk dalam daerah rawan kecelakaan. Oleh karena itu, dibutuhkan perubahan geometrik jalan melalui pembangunan flyover yang sesuai dengan standar keselamatan dan kenyamanan lalu lintas, ujar Rachman Arief.
Strategi dan Manfaat Proyek
EVP Sekretaris Perusahaan Hutama Karya, Adjib Al Hakim, menekankan bahwa proyek ini merupakan langkah strategis dalam meningkatkan kualitas infrastruktur di Sumatera Barat.
Dengan skema KPBU, proyek ini tidak hanya cepat tanggap dalam memenuhi kebutuhan infrastruktur, tetapi juga berkelanjutan dan memberikan manfaat ekonomi yang signifikan bagi masyarakat setempat, ujarnya.
Proyek ini akan dijalankan oleh PT Hutama Panorama Sitinjau Lauik (HPSL), badan usaha pelaksana yang dibentuk melalui konsorsium antara Hutama Karya (55%) dan HKI (45%).

Dengan nilai investasi sebesar Rp2,793 triliun, proyek ini mencakup pembangunan flyover sepanjang 2,774 km serta masa preservasi selama periode operasi.
Masa konstruksi ditargetkan selesai dalam 2,5 tahun, dengan masa operasi selama 10 tahun setelahnya.
Setelah rampung, proyek Flyover Sitinjau Lauik diharapkan dapat memberikan berbagai manfaat, di antaranya:
- Meningkatkan konektivitas antar wilayah di Sumatera Barat serta mempercepat mobilitas masyarakat.
- Mengurangi risiko kecelakaan di jalur ekstrem Padang-Solok, sehingga perjalanan menjadi lebih aman dan nyaman.
- Mendukung pertumbuhan ekonomi lokal dengan memperlancar distribusi barang dan logistik serta menurunkan biaya transportasi.
- Meningkatkan sektor pariwisata, dengan membuka akses lebih mudah ke destinasi unggulan seperti Danau Singkarak dan Lembah Harau.
- Menciptakan lapangan pekerjaan baru bagi masyarakat sekitar selama masa konstruksi dan operasional.
Flyover ini akan menjadi bagian dari solusi jangka panjang dalam meningkatkan konektivitas dan keselamatan jalan di Sumatera Barat. Kami optimistis proyek ini dapat memberikan dampak positif yang luas bagi masyarakat, pungkas Adjib Al Hakim.