GAZA | MEDIAPESAN – Di tengah antrean panjang bantuan pangan di Gaza yang dilanda kelaparan, seorang anak laki-laki tertidur sambil memeluk pagar logam.
Kepalanya tertunduk lelah, tertutup sebuah panci logam—yang bukan sekadar wadah makanan, melainkan “helm” kecilnya untuk bertahan dari kenyataan.
Panci itu kosong. Tapi di dalam mimpi bocah itu, mungkin ada sepotong roti hangat, atau aroma sup ayam yang belum pernah ia kenal.
Tangannya yang kurus menggantung lesu, tubuhnya rebah karena lapar dan kelelahan menunggu giliran yang tak pasti.
Foto memilukan ini diambil oleh jurnalis setempat saat antrean bantuan di Jalur Gaza, di mana ribuan warga, termasuk anak-anak, bertahan hidup dalam kondisi yang kian memprihatinkan.
Blokade berkepanjangan dan serangan tanpa henti membuat akses makanan dan air bersih semakin terbatas.
Bagi anak ini, tidur mungkin menjadi satu-satunya cara melarikan diri dari rasa lapar.
Dalam tidurnya, ia bisa membayangkan dunia yang lebih adil—dengan piring penuh dan tangan hangat yang memberinya makan.
Panci di kepalanya bukan hanya pelindung dari terik matahari, tapi juga simbol kepedihan: sebuah ruang kosong yang menanti diisi, seperti perutnya, seperti harapannya.