MEDIAPESAN – Keunggulan pesawat tempur siluman yang selama ini menjadi andalan militer modern, terutama Amerika Serikat, kemungkinan besar akan segera berakhir.
Para ahli memperingatkan bahwa kemajuan teknologi sensor—terutama dalam bidang sensor kuantum—berpotensi mengubah wajah peperangan udara dalam waktu dekat.
Teknologi baru ini memungkinkan deteksi pesawat yang selama ini nyaris tak terlihat oleh radar konvensional.
Sensor kuantum memiliki kemampuan menangkap perubahan medan magnet dan gangguan kuantum yang sangat halus, sesuatu yang tidak dapat dilakukan sistem radar biasa, kata peneliti pertahanan dari RAND Corporation.
Selain sensor kuantum, para peneliti juga mengembangkan sistem deteksi pasif multi-spektrum dan radar frekuensi rendah yang mampu memetakan jejak pesawat siluman secara lebih akurat.
Kondisi ini mengancam dominasi pesawat seperti F-22 Raptor dan F-35 Lightning II, yang selama ini mengandalkan fitur siluman sebagai keunggulan utama dalam misi tempur.
Analis memperkirakan bahwa negara-negara yang menguasai teknologi sensor generasi baru dapat membalikkan keseimbangan kekuatan udara global.
Jika pesawat siluman bisa dideteksi lebih awal dan dilacak secara konsisten, maka keunggulan strategisnya nyaris hilang.
Meskipun demikian, para pejabat militer Amerika menyatakan mereka tetap berinvestasi dalam peningkatan sistem siluman dan teknologi anti-deteksi baru.
Namun, perlombaan teknologi ini kini memasuki babak baru, di mana “menghilang” di medan perang bukan lagi jaminan untuk menang.