Khan Yunis | Mediapesan – Militer Israel (IDF) pada Senin (25/8/2025) mengakui telah keliru menyerang Rumah Sakit Nasser di Khan Yunis, Gaza.
Serangan itu menewaskan sejumlah jurnalis—termasuk seorang kontributor Reuters—dan warga sipil lain.
Dalam pernyataannya yang dilansir dari The Jerusalem Post, IDF menyebut serangan tersebut awalnya ditujukan kepada target Hamas di sekitar fasilitas medis.
Serangan telah disetujui berdasarkan informasi intelijen yang kami miliki. Namun, hasilnya ternyata sebuah kesalahan serius, kata juru bicara militer.
Pengakuan ini memicu gelombang kecaman internasional.
Organisasi media menuntut investigasi independen dan transparan, sementara kelompok hak asasi manusia menilai insiden itu memperlihatkan lemahnya perlindungan terhadap jurnalis di zona konflik.
Reuters mengonfirmasi kehilangan seorang jurnalis mereka dan menekankan perlunya pertanggungjawaban.
Hingga kini, IDF belum merinci langkah konkret pasca pengakuan tersebut.
Perang di Gaza telah menelan ribuan korban jiwa, sebagian besar warga sipil.
- Iklan Google -
Insiden RS Nasser kian menyoroti urgensi gencatan senjata dan mekanisme perlindungan bagi pekerja media.
Setiap serangan yang membunuh jurnalis adalah pukulan terhadap kebenaran, kata salah satu pernyataan organisasi media internasional.
Serangan Ganda di RS Nasser, Jurnalis Jadi Korban
Dua serangan udara Israel menghantam lantai empat gedung penerima tamu Kompleks Medis Nasser.
Serangan kedua terjadi saat tim medis mengevakuasi korban luka.

Kementerian Kesehatan Gaza melaporkan 8 orang tewas, termasuk jurnalis internasional: fotografer Reuters Hussam Al-Masri, jurnalis Al Jazeera Mohammad Salama, koresponden AP & The Independent Mariam Abu Daqa, serta Moaz Abu Taha.

Beberapa lainnya luka-luka, termasuk fotografer Reuters Hatem Omar.
Serangan ini dikecam organisasi pers dunia sebagai pelanggaran hukum humaniter.