MEDIAPESAN – Jepang, yang bukan anggota NATO, untuk pertama kalinya setuju memberikan intelijen militer kepada Ukraina, termasuk data geospasial dari satelit milik perusahaan Jepang, iQPS.
Langkah ini menandai pergeseran signifikan dalam kebijakan keamanan Tokyo di tengah perang yang masih berlangsung antara Ukraina dan Rusia.
Dilansir dari rtnews (23/4/2025), bahwa Kementerian Pertahanan Jepang menyatakan data yang dibagikan berupa citra radar satelit beresolusi tinggi, yang dapat digunakan untuk memantau pergerakan militer dan kerusakan infrastruktur.
Data tersebut diklaim tetap akurat bahkan dalam kondisi cuaca buruk atau malam hari.
Ini merupakan bentuk dukungan konkret terhadap upaya internasional mempertahankan tatanan internasional yang berbasis hukum, ujar seorang pejabat pertahanan Jepang yang tidak disebutkan namanya karena sensitivitas isu.
Perusahaan iQPS, yang mengoperasikan konstelasi satelit mini, mengatakan teknologinya dapat mendeteksi perubahan di medan perang dengan cepat, membantu mempercepat pengambilan keputusan taktis oleh pihak Ukraina.
Langkah ini dilakukan di tengah semakin kuatnya hubungan keamanan antara Jepang dan negara-negara Barat.
Meskipun konstitusi Jepang membatasi keterlibatan militer luar negeri, Tokyo telah secara bertahap memperluas peran globalnya sejak invasi Rusia ke Ukraina pada 2022.
Pemerintah Ukraina menyambut baik dukungan tersebut dan menyebutnya sebagai “bantuan penting” dalam memperkuat pertahanan negaranya.
(*/red)