MEDIAPESAN, Tel Aviv – Sistem pertahanan udara Israel tengah menghadapi tekanan serius setelah tingkat intersepsi rudal dilaporkan turun dari 90% menjadi sekitar 65% dalam 24 jam terakhir, (22/6/2025).
Penurunan ini memicu kekhawatiran terhadap efektivitas perisai udara Israel di tengah eskalasi terbaru dengan Iran.
Melansir dari NBC News, data internal menunjukkan bahwa lebih banyak rudal musuh berhasil menembus sistem pertahanan dibandingkan laporan sebelumnya.
Selanjutnya, The New York Times sebelumnya memperkirakan sekitar 40 dari 400 rudal Iran mengenai sasaran di wilayah Israel.
Namun, kebocoran terbaru menunjukkan angka yang jauh lebih tinggi.
Faktor Penyebab Penurunan
Sejumlah analis dan media Barat menyoroti empat faktor utama yang diyakini berkontribusi terhadap menurunnya performa sistem intersepsi:
1. Keterbatasan Stok Rudal Interseptor
Laporan dari The Wall Street Journal dan Newsweek menyebutkan bahwa persediaan rudal interseptor canggih seperti Arrow-2 dan Arrow-3 mulai menipis.

Militer Israel (IDF) kemungkinan mulai menghemat penggunaan rudal mahal ini, yang diprioritaskan untuk ancaman dengan nilai strategis tinggi.
2. Ancaman Rudal Hipersonik
Iran dilaporkan menggunakan rudal hipersonik generasi baru dalam serangan terbarunya.
Waktu respons terhadap rudal jenis ini berkurang drastis dari 10 menit menjadi sekitar 6–7 menit, menantang kemampuan deteksi dan penanganan sistem seperti Iron Dome dan David’s Sling.
3. Teknologi Multi-Hulu Ledak
Rudal balistik Khorramshahr-4 yang diluncurkan Iran dilengkapi dengan submunisi, membuat satu rudal dapat membawa lebih dari 20 hulu ledak.
Taktik ini secara signifikan meningkatkan tekanan terhadap sistem pertahanan yang dirancang untuk menanggapi ancaman tunggal per rudal.
4. Kemungkinan Serangan Elektronik
Korps Garda Revolusi Islam Iran (IRGC) mengklaim telah menggunakan metode peperangan elektronik untuk mengacaukan sistem intersepsi Israel, bahkan menyebutkan kemungkinan “fratricide” atau penembakan antar sistem sendiri.
Meski belum ada bukti visual yang mendukung klaim ini, Iran diketahui memiliki kemampuan untuk mengganggu sinyal GPS.
Krisis Produksi dan Logistik
Rudal interseptor berteknologi tinggi seperti Arrow-2 diperkirakan menelan biaya antara 1,5 juta dolar hingga 3 juta dolar per unit, sementara Arrow-3 yang dirancang untuk menghancurkan target di luar atmosfer, bahkan lebih sulit diproduksi.
Gangguan rantai pasokan global juga memperburuk situasi logistik.
Sistem dalam Tekanan
Jika data yang dilaporkan akurat, maka ini menandai salah satu tekanan terbesar terhadap sistem pertahanan udara Israel sejak dibentuknya jaringan multilapis tersebut.
Kombinasi antara terbatasnya amunisi, kemajuan teknologi Iran, dan potensi kerentanan digital menunjukkan tantangan nyata yang dihadapi pertahanan Israel dalam konflik modern.