MEDIAPESAN, Baghdad – Wakil Perdana Menteri sekaligus Menteri Luar Negeri Irak memperingatkan bahwa harga minyak dunia bisa melonjak hingga 300 dolar per barel jika Selat Hormuz ditutup akibat meningkatnya ketegangan di Timur Tengah.
Ia menyebut situasi tersebut berpotensi memicu guncangan ekonomi besar secara global.
Dalam pernyataannya di sebuah forum keamanan regional di Baghdad (16/6), pejabat tersebut mengatakan bahwa “jika konflik terus berlanjut dan Selat Hormuz benar-benar ditutup, pasar energi global akan terguncang hebat.”
Ia menyebut skenario ini sebagai “risiko bencana” bagi negara-negara maju maupun berkembang.
Peringatan itu muncul di tengah laporan media Iran bahwa Teheran sedang “meninjau secara serius” kemungkinan menutup Selat Hormuz, sebagai respons atas serangan militer Israel di kawasan.
Anggota parlemen Iran, Esmail Kosari, menyatakan bahwa langkah itu sedang dibahas secara mendalam oleh pimpinan Iran.
Selat Hormuz, yang terletak di antara Oman dan Iran, dikenal sebagai jalur pengiriman minyak paling vital di dunia.
Sekitar seperlima dari total pasokan minyak global melewati selat sempit ini setiap hari.
Penutupan selat dapat menghentikan aliran jutaan barel minyak mentah dari Teluk ke pasar internasional.
Ketegangan meningkat sejak konflik terbaru antara Israel dan Iran.
Para analis memperingatkan bahwa eskalasi militer yang melibatkan kekuatan laut Iran di wilayah tersebut bisa berdampak besar, tidak hanya pada sektor energi, tetapi juga pada stabilitas keuangan global.